Fungsi Obat DEXAMETHASONE
Indikasi:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Kontra Indikasi:
- Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita herpes simplex pada mata; tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita.
- Jangan diberikan pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-rendahnya.
Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
a. Dexamethasone ................. 0.5 mg.
b. Dexamethasone ................. 0.75 mg.
Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:
Dexamethasone Sodium phosphat ..... 5 mg.
Uraian dan Penggunaan:
Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg prednisone, 5 mg prednisolone.
Dexamethasone Harsen praktis tidak mempunyai aktivitas mineral conticoid dari cortisone dan hydrocortisone, sehingga pengobatan untuk kekurangan adrenocotical tidak berguna.
Obat ini digunakan sebagai glucocorticoid khususnya: untuk anti inflamasi, pengobatan rheumatik arthritis dan penyakit colagen lainnya, alergi dermatitis dll, penyakit kulit, penyakit inflamasi pada masa dan kondisi lain dimana terapi glukocorticoid berguna lebih menguntungkan seperti penyakit leukemia tertentu dan lymphomas dan inflamasi pada jaringan lunak dan anemia hemolytica.
Efek Samping:
- Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan pertumbuhan anak.
- Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium jarang terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
- Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi.
Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari
(rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau 4 dosis.
Perhatian:
- Kekurangan adrenocotical sekunder yang disebabkan oleh pengobatan dapat dikurangi dengan mengurangi dosis secara bertahap.
- Ada penambahan efek Corticosteroid pada penderita dengan hypothyroidism dan chirrhosis.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Sabtu, 06 Desember 2014
Kamis, 04 Desember 2014
PIROXICAM
Fungsi Obat PIROXICAM
Indikasi:
Terapi simptomatik rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap piroksikam dan penderita yang mengalami urtikaria, angioderma, bronkospasme, rinitis berat dan syok akibat Antiinflamasi Nonsteroid Agent.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 10 mg piroksikam.
Tiap kapsul mengandung 20 mg piroksikam.
Cara Kerja Obat:
Piroksikam adalah obat antiinflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas antiinflamasi, analgetik - antipiretik.
Aktifitas kerja piroksikam belum sepenuhnya diketahui, diperkirakan melalui interaksi beberapa tahap respons imun dan inflamasi, antara lain: penghambat enzim siklo-oksigenase pada biosintesa prostaglanin, penghambat pengumpulan netrofil dalam pembuluh darah, serta penghambat migrasi polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke daerah inflamasi.
Dosis:
Dewasa: Rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis tunggal.
Gout akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 4 - 6 hari.
Gangguan muskuloskeletal akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 2 hari, selanjutnya 20 mg sehari dalam dosis tunggal selama 7 - 14 hari.
Dosis untuk anak belum diketahui.
Peringatan dan Perhatian:
Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.
Kemanan penggunaan untuk anak-anak belum diketahui dengan pasti.
Efek Samping:
Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, flatulen, mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
gangguan hematologik seperti trombositopenia, depresi sumsum tulang.
Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson.
Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup.
Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam, penglihatan kabur, hipertensi dan reaksi hipersensitif.
Interaksi Obat:
Pemberian piroksikam bersama antikoagulan oral, sulfonil urea atau salisilat harus hati-hati dan dipantau.
Asetosal dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-sama.
Piroksikam dilaporkan dapat meningkatkan kadar litium dalam darah.
Cara Penyimpanan:
Simpan ditempat sejuk dan kering.
Indikasi:
Terapi simptomatik rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan muskuloskeletal akut dan gout akut.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap piroksikam dan penderita yang mengalami urtikaria, angioderma, bronkospasme, rinitis berat dan syok akibat Antiinflamasi Nonsteroid Agent.
Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 10 mg piroksikam.
Tiap kapsul mengandung 20 mg piroksikam.
Cara Kerja Obat:
Piroksikam adalah obat antiinflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas antiinflamasi, analgetik - antipiretik.
Aktifitas kerja piroksikam belum sepenuhnya diketahui, diperkirakan melalui interaksi beberapa tahap respons imun dan inflamasi, antara lain: penghambat enzim siklo-oksigenase pada biosintesa prostaglanin, penghambat pengumpulan netrofil dalam pembuluh darah, serta penghambat migrasi polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke daerah inflamasi.
Dosis:
Dewasa: Rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis tunggal.
Gout akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 4 - 6 hari.
Gangguan muskuloskeletal akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 2 hari, selanjutnya 20 mg sehari dalam dosis tunggal selama 7 - 14 hari.
Dosis untuk anak belum diketahui.
Peringatan dan Perhatian:
Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui. Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan keadaan predesposisi retensi air, ginjal dan hati.
Kemanan penggunaan untuk anak-anak belum diketahui dengan pasti.
Efek Samping:
Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, flatulen, mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
gangguan hematologik seperti trombositopenia, depresi sumsum tulang.
Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson.
Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup.
Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam, penglihatan kabur, hipertensi dan reaksi hipersensitif.
Interaksi Obat:
Pemberian piroksikam bersama antikoagulan oral, sulfonil urea atau salisilat harus hati-hati dan dipantau.
Asetosal dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-sama.
Piroksikam dilaporkan dapat meningkatkan kadar litium dalam darah.
Cara Penyimpanan:
Simpan ditempat sejuk dan kering.
DIAGLIME 3MG
Fungsi Obat DIAGLIME 3mg
Komposisi
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride ..................................... 3 mg
Farmakologi
Glimepiride adalah obat penurun kadar glukosa darah oral dari golongan sulfonylurea. Rumus kimia glimepiride adalah 1-[]p-[2-(3- ethyl -4- methyl -2-oxo-3- pyrroline -1-carboxamido) ethyl]phenyl[sulfonyl]-3-(trans-4-methylcyclohexyl)urea. Mekanisme kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah tergantung pada rangsangan pelepasan insulin oleh sistem fungsional sel beta pankreas. Glimepiride efektif sebagai terapi awal. Pasien dengan monoterapi glimepiride atau metformin tidak menghasilkan kontrol gula darah yang adekuat, kombinasi glimepiride dengan metformin mungkin dapat memberikan efek sinergis dikarenakan kedua obat tersebut bekerja memperbaiki toleransi glukosa melalui mekanisme kerja yang berbeda.
Farmakodinamik :
Pada tubuh manusia sehat, efek penurunan kadar glukosa ringan nampak setelah pemberian dosis oral tunggal pada dosis rendah 0.5 � 0.6 mg. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek yang maksimum adalah sekitar 2 hingga 3 jam.
Farmakokinetik
Glimepiride peroral dapat diabsorpsi sempurna (100%) pada sistem pencernaan. Penelitian pada pasien normal yang mendapat dosis tunggal per oral dan pada pasien NIDDM yang mendapat dosis berulang menunjukkan hasil yang bermakna pada absorpsi glimepiride yaitu dapat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian dan kadar puncak obat (C max) dapat dicapai pada 2 hingga 3 jam. Bila glimepiride diberikan pada saat makan, T max rata-rata (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai C max) sedikit meningkat (12%) dan C max rata-rata dan AUC (area under curve) sedikit menurun (berturut-turut 8% dan 9%). Glimepiride dimetabolisme secara sempurna melalui biotransformasi oksidatif setelah pemberian dosis oral. Metabolit utama adalah turunan cyclohexyl hydroxy methyl (M1) dan turunan carboxyl (M2). Sitokrom P450 II C9 ikut terlibat dalam biotransformasi glimepiride menjadi M1. M1 kemudian dimetabolisme menjadi M2 oleh satu atau beberapa enzim sitosolik, M1, tetapi tidak M2, mempengaruhi 1/3 dari aktivitas farmakologi dibandingkan dengan senyawa induknya pada contoh yang dilakukan pada hewan.
Indikasi
Diaglime� diindikasikan untuk diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe II), yang kadar gula darahnya tidak bisa terkontrol secara adekuat hanya dengan diet yang cukup, olahraga dan penurunan berat badan.
Dosis dan Cara Pemberian
Pada prinsipnya, dosis Diaglime� ditentukan oleh kadar gula darah yang diinginkan. Dosis Diaglime� dimulai dari dosis terendah yang cukup untuk mencapai kontrol metabolik yang diinginkan. Pengobatan dengan Diaglime� harus diawali dan dimonitor oleh dokter. Diaglime� harus dimakan pada saat yang tepat dan sesuai dengan dosis yang telah diresepkan. Bila terjadi kesalahan, seperti lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan menaikkan dosis. Tindakan untuk mengatasi kesalahan seperti itu (khususnya lupa minum obat atau lupa makan) atau pada situasi dimana obat tidak bisa diminum pada saatnya, perlu didiskusikan dan disetujui oleh dokter dan pasien sebelumnya. Dokter harus memberitahukan segera bila dosis yang diberikan terlalu tinggi atau dosis obat yang diberikan berlebih.
Dosis awal dan pemeliharaan tergantung hasil pemeriksaan darah dan urin. Pengawasan kadar gula darah dan urin juga untuk mengetahui adanya kegagalan terapi primer maupun sekunder.
1. Dosis awal dan dosis titrasi: Dosis awal Diaglime� biasanya adalah 1 mg sekali sehari. Bila perlu, dosis harian dapat ditingkatkan. Setiap peningkatan dosis harus berdasarkan pada monitor kadar gula darah yang teratur, dan sebaiknya secara bertahap, misalnya pada interval 1 hingga 2 minggu dan dilanjutkan secara bertahap, yaitu dari 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg ,6 mg kecuali pada dosis 8 mg. Rentang dosis pada pasien dengan diabetes terkontrol : dosis Diaglime� adalah 1 hingga 4 mg perhari. Hanya beberapa pasien yang mendapat manfaat dari dosis 6 mg perhari.
Pembagian dosis : waktu dan pembagian dosis ditetapkan oleh dokter, dengan pertimbangan gaya hidup pasien. Normalnya, dosis tunggal glimepiride cukup. Obat sebaiknya diminum secepatnya sebelum makan pagi, jangan meninggalkan makan selama pengobatan dengan glimepiride.
2. Penyesuaian dosis sekunder: Seiring perbaikan kontrol diabetes, sensitivitas insulin akan meningkat sehingga kebutuhan glimepiride akan menurun. Untuk mencegah hipoglikemi, perlu dipertimbangkan penurunan dosis secara teratur atau penghentian terapi Diaglime�. Penyesuaian dosis juga dipertimbangkan jika terjadi perubahan berat badan atau pola hidup pasien, atau muncul faktor-faktor lain yang dapat mengakibatkan pasien menjadi hipoglikemi atau hiperglikemia. Lamanya pengobatan: Pengobatan dengan Diaglime� biasanya merupakan pengobatan jangka panjang. Perubahan dari obat antidiabetes lain ke Glimepiride : tidak ada hubungan dosis antara glimepiride dan obat penurun gula darah oral lain. Dosis awal glimepiride pada penggantian dengan obat lain dengan glimepiride adalah 1 mg; hal ini berlaku bahkan pada perubahan dosis maksimum obat penurun gula darah lain. Setiap peningkatan dosis glimepiride harus sesuai dengan petunjuk di atas (lihat bagian dosis awal dan dosis titrasi).
Pertimbangkan potensi dan lama kerja obat penurun gula darah sebelumnya. Penting dilakukan penghentian pengobatan untuk menghindari efek aditif yang dapat meningkatkan resiko hipoglikemia. Efektivitas jangka panjang dimonitor dengan pemeriksaan kadar Hb-A1c, misalnya setiap 3 � 6 bulan. Pemberian glimepiride jangka pendek mungkin cukup selama periode tak terkontrol pada pasien yang biasanya terkontrol baik dengan diet dan olah raga. Pemberian Glimepiride tablet harus ditelan tanpa dikunyah dan dengan sejumlah cairan yang cukup (kira-kira � gelas).
Peringatan dan Perhatian
1. Pada minggu-minggu awal pengobatan, resiko hipoglikemia dapat meningkat dan dibutuhkan pengawasan yang ketat. Faktor yang mendukung terjadinya hipoglikemia antara lain :
- pasien kurang kooperatif (terutama pasien usia lanjut);
- kurang gizi, jadwal makan yang tak teratur atau selama puasa;
- ketidakseimbangan aktivitas fisik dan asupan karbohidrat;
- pengaruh diet;
- konsumsi alkohol, terutama jika pasien tidak makan;
- penurunan fungsi ginjal;
- penurunan fungsi hati berat;
- overdosis glimepiride;
- kelainan sistem endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat atau pengaturan hipoglikemia (seperti kelainan fungsi tiroid dan pada hipofise anterior atau insufisiensi adrenokortikal);
- pemberian bersama obat tertentu lainnya.
2. Dokter harus mengetahui tentang faktor-faktor tersebut dan tentang episode hipoglikemia, karena hal ini membutuhkan pengawasan ketat.
3. Jika terdapat faktor-faktor resiko hipoglikemia, dilakukan penyesuaian dosis glimepiride atau terapi keseluruhan. Hal ini juga diterapkan jika terjadi penyakit selama terapi atau terjadi perubahan gaya hidup pasien. Gejala-gejala hipoglikemia yang nampak pada pengaturan adrenergik tubuh (lihat bagian Efek Samping) dapat lebih ringan bahkan tidak ada pada keadaan dimana hipoglikemia terjadi secara bertahap, pada pasien usia lanjut, dan pada pasien dengan neuropati otonom atau pasien yang mendapat terapi penghambat beta, clonidine, reserpine, guanethidine atau obat simpatolitik.
4. Hipoglikemi hampir selalu dapat diatasi dengan asupan karbohidrat segera (glukosa atau gula, misalnya potongan gula, jus buah manis, atau teh manis). Untuk itu, pasien harus membawa minimal 20 gram gula setiap saat. Mereka mungkin
tidak efektif dalam mengontrol hipoglikemia.
5. Telah diketahui dari sulfonylurea lain bahwa walaupun pada awalnya hipoglikemia berhasil diatasi, hipoglikemia dapat berulang. Dengan demikian observasi ketat perlu dilakukan terus menerus. Hipoglikemi berat membutuhkan penanganan segera dan pemantauan oleh dokter, dan pada beberapa keadaan, perlu perawatan di rumah sakit.
6. Jika dirawat oleh dokter yang berbeda (misalnya dirawat di rumah sakit, setelah kecelakaan, sakit saat berlibur), pasien harus menjelaskan kondisi diabetes mereka dan pengobatan sebelumnya.
7. Pada keadaan tertentu (seperti trauma, pembedahan, infeksi dengan demam) kontrol glukosa darah mungkin terganggu, dan mungkin dibutuhkan perubahan terapi sementara dengan insulin.
8. Selama pengobatan dengan glimepiride, kadar glukosa darah puasa dan glukosa urin puasa harus diperiksa secara teratur, juga proporsi hemoglobin glikosilat. Biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan untuk menilai kontrol glukosa jangka panjang.
9. Penggunaan pada anak-anak : keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.
10. Kewaspadaan dan reaksi dapat terganggu karena hipo atau hiperglikemia, terutama saat memulai atau setelah perubahan pengobatan atau saat glimepiride tidak diminum secara teratur. Misalnya, dapat mempengaruhi kemampuan menjalankan kendaraan atau mesin.
Efek Samping
1. Pernah dilaporkan terjadinya muntah, nyeri pada saluran pencernaan dan diare. Pada kasus-kasus tertentu, dapat terjadi peningkatan kadar enzim hati. Pada suatu hal yang spesifik, penggunaan sulfonylurea dilaporkan dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati (misalnya dengan kolestasis dan jaundice), termasuk hepatitis yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
2. Reaksi alergi pada kulit, misalnya pruritus, erythema, urtikaria dan erupsi makulopapular atau morbiliform ditemukan kurang dari 1% dari pasien yang diobati dengan sulfonylurea. Penggunaan obat-obat sulfonylurea dilaporkan juga menimbulkan porphyria cutane tarda, reaksi fotosensitivitas dan vasculitis alergi.
3. Lekopenia, agranulositosis, thrombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia juga dilaporkan.
4. Kasus hyponatremia dilaporkan pada penggunaan glimepiride dan obat-obat golongan sufonylurea lainnya, lebih sering terjadi pada pasien yang sedang menjalani pengobatan lainnya atau memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan
hyponatremia atau peningkatan hormon antidiuretik.
5. Gangguan akomodasi dan/atau pandangan kabur mungkin ditemukan pada penggunaan glimepiride. Hal ini diperkirakan karena perubahan kadar glukosa darah dan mungkin akan semakin parah ketika terapi dimulai. Berdasarkan pengalaman dengan glimepiride dan apa yang diketahui dari sulfonylurea
lain, efek samping berikut harus diperhatikan :
- Hipoglikemia : akibat penurunan gula darah oleh glimepiride, hipoglikemia dapat terjadi dan mungkin dalam jangka waktu lama. Gejala hipoglikemia antara lain sakit kepala, lapar berlebihan, mual, muntah, kelelahan, mengantuk dan gangguan tidur, gelisah, agresif, penurunan konsentrasi, penurunan kewaspadaan dan reaksi, depresi, kebingungan, gangguan bicara, afasia, gangguan penglihatan, tremor, parese, gangguan sensoris, pusing, rasa tak berdaya, kehilangan kontrol diri, delirium, konvulsi serebral, somnolen dan kehilangan kesadaran sampai koma, pernapasan dangkal dan bradikardi. Selain itu, dapat muncul tanda pengaturan adrenergik seperti berkeringat, kulit lembab, ansietas, takikardi, hipertensi, palpitasi,
angina pektoris dan aritmia jantung. Gambaran klinis hipoglikemi berat dapat mirip dengan gejala stroke. Jika hipoglikemia terkoreksi, semua gejala tersebut di atas menghilang.
- Saluran cerna : Kadang-kadang, gejala saluran cerna berikut dapat terjadi : mual, muntah, sensasi tekan atau rasa penuh pada epigastrum, nyeri abdomen dan diare. Pada kasus tertentu, kadar enzim hati dapat meningkat, dan penurunan fungsi hati (seperti kolestasis dan jaundice) dan hepatitis dapat terjadi yang dapat mengakibatkan gagal hati. Karena beberapa efek samping seperti hipoglikemia berat, perubahan tertentu pada darah, alergi berat dan reaksi pseudoalergi, atau gagal hati, pada keadaan tertentu dapat mengancam hidup. Jika reaksi berat seperti ini terjadi, harus segera lapor ke dokter atau menghentikan pemakaian obat.
Kontraindikasi
Diaglime� dikontraindikasikan pada pasien-pasien :
1. Hipersensitif terhadap obat tersebut, obat-obat golongan sulfonamida yang lain atau bahan-bahan tambahan lain (yang menimbulkan resiko reaksi hipersensitif).
2. Dengan ketoacidosis diabetes, dengan atau tanpa koma. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan insulin.
3. Wanita hamil atau wanita menyusui sebab glimepiride dapat membahayakan bayi. Sebaiknya diganti dengan insulin.
Overdosis
Overdosis obat-obat golongan sulfonylurea, termasuk glimepiride, dapat menyebabkan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia ringan tanpa kehilangan kesadaran atau gejala neurologik harus diobati secara cepat dengan obat glukosa oral dan penyesuaian dosis obat dan/atau cara diet. Pengawasan ketat harus terus dilakukan hingga dokter memastikan pasien sudah tidak dalam bahaya. Reaksi hipoglikemia berat dengan koma, kejang, atau kerusakan neurologi lainnya jarang terjadi, tetapi penanganan medis dalam keadaan darurat memerlukan perawatan di rumah sakit.
Interaksi Obat
1. Potensiasi efek penurunan kadar gula darah yang dapat menimbulkan hipoglikemia terjadi jika glimepiride digunakan bersama dengan obat berikut : insulin dan oral antidiabetik lainnya, ACE inhibitor, allopurinol, anabolic steroid dan hormon sex pria, chloramphenicol, turunan coumarin, cyclophosphamide, disopyramide, fenfluramine, fenyramidol, fibrate, fluoxetine, guanethidine, ifosfamide, MAO inhibitor, miconazole, para-aminosalicylic acid, pentoxifylline (dosis tinggi parenteral), phenylbutazone, azapropazone, oxyphenbutazone, probenecid, golongan quinolon, salicylate, sulfinpyrazone, sulfonamide, tetracycline, tritoqualine, trofosfamide.
2. Melemahnya efek obat dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga kadar gula dalam darah meningkat dapat terjadi pada penggunaan bersama dengan obat-obat acetazolamide, barbiturate, kortikosteroid, diaoxide, diuretik, epinephrine (adrenaline) dan obat simpatomimetik lainnya, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), hormon estrogen dan progesteron, phenothiazine, phenitoin, rifampicin, hormon tiroid.
3. Antagonis reseptor H2, clonidin dan reserpine dapat menyebabkan potensiasi atau melemahnya efek penurunan kadar gula darah.
4. Obat-obat beta blocker menurunkan toleransi glukosa. Pada pasien dengan diabetes mellitus, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kontrol metabolik. Selain itu, beta bloker dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya hipoglikemi (karena kerusakan fungsi pengaturan).
5. Karena pengaruh obat-obat simpatolitik seperti beta blocker, clonidine, guanethidine dan reserpine tanda-tanda pengaturan adrenergik terhadap hipoglikemia mungkin berkurang atau tidak ada.
6. Belum dapat dipastikan apakah penggunaan alkohol akut dan kronik dapat meningkatkan atau melemahkan efek glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah.
7. Efek golongan coumarin mungkin dapat ditingkatkan atau diturunkan.
Kemasan
Dus, berisi 2 blister x 15 tablet @ 3 mg Reg. No. DKL0604425610C1
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (di bawah suhu 30�C).
Lindungi dari cahaya.
Komposisi
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride ..................................... 3 mg
Farmakologi
Glimepiride adalah obat penurun kadar glukosa darah oral dari golongan sulfonylurea. Rumus kimia glimepiride adalah 1-[]p-[2-(3- ethyl -4- methyl -2-oxo-3- pyrroline -1-carboxamido) ethyl]phenyl[sulfonyl]-3-(trans-4-methylcyclohexyl)urea. Mekanisme kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah tergantung pada rangsangan pelepasan insulin oleh sistem fungsional sel beta pankreas. Glimepiride efektif sebagai terapi awal. Pasien dengan monoterapi glimepiride atau metformin tidak menghasilkan kontrol gula darah yang adekuat, kombinasi glimepiride dengan metformin mungkin dapat memberikan efek sinergis dikarenakan kedua obat tersebut bekerja memperbaiki toleransi glukosa melalui mekanisme kerja yang berbeda.
Farmakodinamik :
Pada tubuh manusia sehat, efek penurunan kadar glukosa ringan nampak setelah pemberian dosis oral tunggal pada dosis rendah 0.5 � 0.6 mg. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek yang maksimum adalah sekitar 2 hingga 3 jam.
Farmakokinetik
Glimepiride peroral dapat diabsorpsi sempurna (100%) pada sistem pencernaan. Penelitian pada pasien normal yang mendapat dosis tunggal per oral dan pada pasien NIDDM yang mendapat dosis berulang menunjukkan hasil yang bermakna pada absorpsi glimepiride yaitu dapat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian dan kadar puncak obat (C max) dapat dicapai pada 2 hingga 3 jam. Bila glimepiride diberikan pada saat makan, T max rata-rata (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai C max) sedikit meningkat (12%) dan C max rata-rata dan AUC (area under curve) sedikit menurun (berturut-turut 8% dan 9%). Glimepiride dimetabolisme secara sempurna melalui biotransformasi oksidatif setelah pemberian dosis oral. Metabolit utama adalah turunan cyclohexyl hydroxy methyl (M1) dan turunan carboxyl (M2). Sitokrom P450 II C9 ikut terlibat dalam biotransformasi glimepiride menjadi M1. M1 kemudian dimetabolisme menjadi M2 oleh satu atau beberapa enzim sitosolik, M1, tetapi tidak M2, mempengaruhi 1/3 dari aktivitas farmakologi dibandingkan dengan senyawa induknya pada contoh yang dilakukan pada hewan.
Indikasi
Diaglime� diindikasikan untuk diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe II), yang kadar gula darahnya tidak bisa terkontrol secara adekuat hanya dengan diet yang cukup, olahraga dan penurunan berat badan.
Dosis dan Cara Pemberian
Pada prinsipnya, dosis Diaglime� ditentukan oleh kadar gula darah yang diinginkan. Dosis Diaglime� dimulai dari dosis terendah yang cukup untuk mencapai kontrol metabolik yang diinginkan. Pengobatan dengan Diaglime� harus diawali dan dimonitor oleh dokter. Diaglime� harus dimakan pada saat yang tepat dan sesuai dengan dosis yang telah diresepkan. Bila terjadi kesalahan, seperti lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan menaikkan dosis. Tindakan untuk mengatasi kesalahan seperti itu (khususnya lupa minum obat atau lupa makan) atau pada situasi dimana obat tidak bisa diminum pada saatnya, perlu didiskusikan dan disetujui oleh dokter dan pasien sebelumnya. Dokter harus memberitahukan segera bila dosis yang diberikan terlalu tinggi atau dosis obat yang diberikan berlebih.
Dosis awal dan pemeliharaan tergantung hasil pemeriksaan darah dan urin. Pengawasan kadar gula darah dan urin juga untuk mengetahui adanya kegagalan terapi primer maupun sekunder.
1. Dosis awal dan dosis titrasi: Dosis awal Diaglime� biasanya adalah 1 mg sekali sehari. Bila perlu, dosis harian dapat ditingkatkan. Setiap peningkatan dosis harus berdasarkan pada monitor kadar gula darah yang teratur, dan sebaiknya secara bertahap, misalnya pada interval 1 hingga 2 minggu dan dilanjutkan secara bertahap, yaitu dari 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg ,6 mg kecuali pada dosis 8 mg. Rentang dosis pada pasien dengan diabetes terkontrol : dosis Diaglime� adalah 1 hingga 4 mg perhari. Hanya beberapa pasien yang mendapat manfaat dari dosis 6 mg perhari.
Pembagian dosis : waktu dan pembagian dosis ditetapkan oleh dokter, dengan pertimbangan gaya hidup pasien. Normalnya, dosis tunggal glimepiride cukup. Obat sebaiknya diminum secepatnya sebelum makan pagi, jangan meninggalkan makan selama pengobatan dengan glimepiride.
2. Penyesuaian dosis sekunder: Seiring perbaikan kontrol diabetes, sensitivitas insulin akan meningkat sehingga kebutuhan glimepiride akan menurun. Untuk mencegah hipoglikemi, perlu dipertimbangkan penurunan dosis secara teratur atau penghentian terapi Diaglime�. Penyesuaian dosis juga dipertimbangkan jika terjadi perubahan berat badan atau pola hidup pasien, atau muncul faktor-faktor lain yang dapat mengakibatkan pasien menjadi hipoglikemi atau hiperglikemia. Lamanya pengobatan: Pengobatan dengan Diaglime� biasanya merupakan pengobatan jangka panjang. Perubahan dari obat antidiabetes lain ke Glimepiride : tidak ada hubungan dosis antara glimepiride dan obat penurun gula darah oral lain. Dosis awal glimepiride pada penggantian dengan obat lain dengan glimepiride adalah 1 mg; hal ini berlaku bahkan pada perubahan dosis maksimum obat penurun gula darah lain. Setiap peningkatan dosis glimepiride harus sesuai dengan petunjuk di atas (lihat bagian dosis awal dan dosis titrasi).
Pertimbangkan potensi dan lama kerja obat penurun gula darah sebelumnya. Penting dilakukan penghentian pengobatan untuk menghindari efek aditif yang dapat meningkatkan resiko hipoglikemia. Efektivitas jangka panjang dimonitor dengan pemeriksaan kadar Hb-A1c, misalnya setiap 3 � 6 bulan. Pemberian glimepiride jangka pendek mungkin cukup selama periode tak terkontrol pada pasien yang biasanya terkontrol baik dengan diet dan olah raga. Pemberian Glimepiride tablet harus ditelan tanpa dikunyah dan dengan sejumlah cairan yang cukup (kira-kira � gelas).
Peringatan dan Perhatian
1. Pada minggu-minggu awal pengobatan, resiko hipoglikemia dapat meningkat dan dibutuhkan pengawasan yang ketat. Faktor yang mendukung terjadinya hipoglikemia antara lain :
- pasien kurang kooperatif (terutama pasien usia lanjut);
- kurang gizi, jadwal makan yang tak teratur atau selama puasa;
- ketidakseimbangan aktivitas fisik dan asupan karbohidrat;
- pengaruh diet;
- konsumsi alkohol, terutama jika pasien tidak makan;
- penurunan fungsi ginjal;
- penurunan fungsi hati berat;
- overdosis glimepiride;
- kelainan sistem endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat atau pengaturan hipoglikemia (seperti kelainan fungsi tiroid dan pada hipofise anterior atau insufisiensi adrenokortikal);
- pemberian bersama obat tertentu lainnya.
2. Dokter harus mengetahui tentang faktor-faktor tersebut dan tentang episode hipoglikemia, karena hal ini membutuhkan pengawasan ketat.
3. Jika terdapat faktor-faktor resiko hipoglikemia, dilakukan penyesuaian dosis glimepiride atau terapi keseluruhan. Hal ini juga diterapkan jika terjadi penyakit selama terapi atau terjadi perubahan gaya hidup pasien. Gejala-gejala hipoglikemia yang nampak pada pengaturan adrenergik tubuh (lihat bagian Efek Samping) dapat lebih ringan bahkan tidak ada pada keadaan dimana hipoglikemia terjadi secara bertahap, pada pasien usia lanjut, dan pada pasien dengan neuropati otonom atau pasien yang mendapat terapi penghambat beta, clonidine, reserpine, guanethidine atau obat simpatolitik.
4. Hipoglikemi hampir selalu dapat diatasi dengan asupan karbohidrat segera (glukosa atau gula, misalnya potongan gula, jus buah manis, atau teh manis). Untuk itu, pasien harus membawa minimal 20 gram gula setiap saat. Mereka mungkin
tidak efektif dalam mengontrol hipoglikemia.
5. Telah diketahui dari sulfonylurea lain bahwa walaupun pada awalnya hipoglikemia berhasil diatasi, hipoglikemia dapat berulang. Dengan demikian observasi ketat perlu dilakukan terus menerus. Hipoglikemi berat membutuhkan penanganan segera dan pemantauan oleh dokter, dan pada beberapa keadaan, perlu perawatan di rumah sakit.
6. Jika dirawat oleh dokter yang berbeda (misalnya dirawat di rumah sakit, setelah kecelakaan, sakit saat berlibur), pasien harus menjelaskan kondisi diabetes mereka dan pengobatan sebelumnya.
7. Pada keadaan tertentu (seperti trauma, pembedahan, infeksi dengan demam) kontrol glukosa darah mungkin terganggu, dan mungkin dibutuhkan perubahan terapi sementara dengan insulin.
8. Selama pengobatan dengan glimepiride, kadar glukosa darah puasa dan glukosa urin puasa harus diperiksa secara teratur, juga proporsi hemoglobin glikosilat. Biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan untuk menilai kontrol glukosa jangka panjang.
9. Penggunaan pada anak-anak : keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.
10. Kewaspadaan dan reaksi dapat terganggu karena hipo atau hiperglikemia, terutama saat memulai atau setelah perubahan pengobatan atau saat glimepiride tidak diminum secara teratur. Misalnya, dapat mempengaruhi kemampuan menjalankan kendaraan atau mesin.
Efek Samping
1. Pernah dilaporkan terjadinya muntah, nyeri pada saluran pencernaan dan diare. Pada kasus-kasus tertentu, dapat terjadi peningkatan kadar enzim hati. Pada suatu hal yang spesifik, penggunaan sulfonylurea dilaporkan dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati (misalnya dengan kolestasis dan jaundice), termasuk hepatitis yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
2. Reaksi alergi pada kulit, misalnya pruritus, erythema, urtikaria dan erupsi makulopapular atau morbiliform ditemukan kurang dari 1% dari pasien yang diobati dengan sulfonylurea. Penggunaan obat-obat sulfonylurea dilaporkan juga menimbulkan porphyria cutane tarda, reaksi fotosensitivitas dan vasculitis alergi.
3. Lekopenia, agranulositosis, thrombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia juga dilaporkan.
4. Kasus hyponatremia dilaporkan pada penggunaan glimepiride dan obat-obat golongan sufonylurea lainnya, lebih sering terjadi pada pasien yang sedang menjalani pengobatan lainnya atau memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan
hyponatremia atau peningkatan hormon antidiuretik.
5. Gangguan akomodasi dan/atau pandangan kabur mungkin ditemukan pada penggunaan glimepiride. Hal ini diperkirakan karena perubahan kadar glukosa darah dan mungkin akan semakin parah ketika terapi dimulai. Berdasarkan pengalaman dengan glimepiride dan apa yang diketahui dari sulfonylurea
lain, efek samping berikut harus diperhatikan :
- Hipoglikemia : akibat penurunan gula darah oleh glimepiride, hipoglikemia dapat terjadi dan mungkin dalam jangka waktu lama. Gejala hipoglikemia antara lain sakit kepala, lapar berlebihan, mual, muntah, kelelahan, mengantuk dan gangguan tidur, gelisah, agresif, penurunan konsentrasi, penurunan kewaspadaan dan reaksi, depresi, kebingungan, gangguan bicara, afasia, gangguan penglihatan, tremor, parese, gangguan sensoris, pusing, rasa tak berdaya, kehilangan kontrol diri, delirium, konvulsi serebral, somnolen dan kehilangan kesadaran sampai koma, pernapasan dangkal dan bradikardi. Selain itu, dapat muncul tanda pengaturan adrenergik seperti berkeringat, kulit lembab, ansietas, takikardi, hipertensi, palpitasi,
angina pektoris dan aritmia jantung. Gambaran klinis hipoglikemi berat dapat mirip dengan gejala stroke. Jika hipoglikemia terkoreksi, semua gejala tersebut di atas menghilang.
- Saluran cerna : Kadang-kadang, gejala saluran cerna berikut dapat terjadi : mual, muntah, sensasi tekan atau rasa penuh pada epigastrum, nyeri abdomen dan diare. Pada kasus tertentu, kadar enzim hati dapat meningkat, dan penurunan fungsi hati (seperti kolestasis dan jaundice) dan hepatitis dapat terjadi yang dapat mengakibatkan gagal hati. Karena beberapa efek samping seperti hipoglikemia berat, perubahan tertentu pada darah, alergi berat dan reaksi pseudoalergi, atau gagal hati, pada keadaan tertentu dapat mengancam hidup. Jika reaksi berat seperti ini terjadi, harus segera lapor ke dokter atau menghentikan pemakaian obat.
Kontraindikasi
Diaglime� dikontraindikasikan pada pasien-pasien :
1. Hipersensitif terhadap obat tersebut, obat-obat golongan sulfonamida yang lain atau bahan-bahan tambahan lain (yang menimbulkan resiko reaksi hipersensitif).
2. Dengan ketoacidosis diabetes, dengan atau tanpa koma. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan insulin.
3. Wanita hamil atau wanita menyusui sebab glimepiride dapat membahayakan bayi. Sebaiknya diganti dengan insulin.
Overdosis
Overdosis obat-obat golongan sulfonylurea, termasuk glimepiride, dapat menyebabkan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia ringan tanpa kehilangan kesadaran atau gejala neurologik harus diobati secara cepat dengan obat glukosa oral dan penyesuaian dosis obat dan/atau cara diet. Pengawasan ketat harus terus dilakukan hingga dokter memastikan pasien sudah tidak dalam bahaya. Reaksi hipoglikemia berat dengan koma, kejang, atau kerusakan neurologi lainnya jarang terjadi, tetapi penanganan medis dalam keadaan darurat memerlukan perawatan di rumah sakit.
Interaksi Obat
1. Potensiasi efek penurunan kadar gula darah yang dapat menimbulkan hipoglikemia terjadi jika glimepiride digunakan bersama dengan obat berikut : insulin dan oral antidiabetik lainnya, ACE inhibitor, allopurinol, anabolic steroid dan hormon sex pria, chloramphenicol, turunan coumarin, cyclophosphamide, disopyramide, fenfluramine, fenyramidol, fibrate, fluoxetine, guanethidine, ifosfamide, MAO inhibitor, miconazole, para-aminosalicylic acid, pentoxifylline (dosis tinggi parenteral), phenylbutazone, azapropazone, oxyphenbutazone, probenecid, golongan quinolon, salicylate, sulfinpyrazone, sulfonamide, tetracycline, tritoqualine, trofosfamide.
2. Melemahnya efek obat dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga kadar gula dalam darah meningkat dapat terjadi pada penggunaan bersama dengan obat-obat acetazolamide, barbiturate, kortikosteroid, diaoxide, diuretik, epinephrine (adrenaline) dan obat simpatomimetik lainnya, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), hormon estrogen dan progesteron, phenothiazine, phenitoin, rifampicin, hormon tiroid.
3. Antagonis reseptor H2, clonidin dan reserpine dapat menyebabkan potensiasi atau melemahnya efek penurunan kadar gula darah.
4. Obat-obat beta blocker menurunkan toleransi glukosa. Pada pasien dengan diabetes mellitus, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kontrol metabolik. Selain itu, beta bloker dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya hipoglikemi (karena kerusakan fungsi pengaturan).
5. Karena pengaruh obat-obat simpatolitik seperti beta blocker, clonidine, guanethidine dan reserpine tanda-tanda pengaturan adrenergik terhadap hipoglikemia mungkin berkurang atau tidak ada.
6. Belum dapat dipastikan apakah penggunaan alkohol akut dan kronik dapat meningkatkan atau melemahkan efek glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah.
7. Efek golongan coumarin mungkin dapat ditingkatkan atau diturunkan.
Kemasan
Dus, berisi 2 blister x 15 tablet @ 3 mg Reg. No. DKL0604425610C1
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (di bawah suhu 30�C).
Lindungi dari cahaya.
AMARYL
Fungsi Obat AMARYL
AMARYL 2 mg - Glimpiride 2 mg Obat untuk Penderita Diabetes Melitus tipe 2, khususnya di mana kadar gula tetap tinggi meski pun sudah melalui tahap pengaturan asupan karbohidrat.
Amaryl merupakan obat keras, konsultasikan dengan Dokter Anda sebelum menggunakan obat ini karena dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang sangat drastis secara tiba-tiba.
Penjelasan Obat:
Amaryl� adalah obat golongan sulfonylurea.
Dikonsumsi 1 x sehari untuk pengobatan diabetes tipe II. Menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang tubuh memproduksi insulin lebih banyak.
Diresepkan dokter sebagai tambahan jika gula dalam darah sulit dikendalikan dengan pola diet dan olahraga, dan diberikan pada pasien bukan penderita obesitas.
Orang dengan diabetes tipe 2 ( non - insulin dependent diabetes ) memiliki kekurangan hormon yang disebut insulin yang dihasilkan oleh pankreas dan insulin merupakan hormon utama dalam mengendalikan kadar gula dalam darah.
Hormon insulin yang di produksi penderita Diabetes tipe 2 sangat lambat memberi respons terhadap lonjakan gula darah akibat makanan.
Stress atau depresi juga menekan sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap tindakan insulin yang dihasilkan , yang berarti bahwa kadar gula darah bisa menjadi terlalu tinggi .
Amaryl bekerja merangsang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin . Sel-sel ini disebut sel beta .
Amaryl memacu sel beta untuk memproduksi insulin lebih banyak dan insulin ini mengatasi kelebihan gula dalam darah, juga meningkatkan penyerapan gula dari darah ke otot dan sel-sel lemak dan menurunkan produksi gula oleh hati .
Semua tindakan ini membantu mengurangi jumlah gula dalam darah orang dengan diabetes tipe 2 .
Amaryl merupakan obat keras, konsultasikan dengan Dokter Anda sebelum menggunakan obat ini karena dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah yang sangat drastis secara tiba-tiba.
Penjelasan Obat:
Amaryl� adalah obat golongan sulfonylurea.
Dikonsumsi 1 x sehari untuk pengobatan diabetes tipe II. Menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang tubuh memproduksi insulin lebih banyak.
Diresepkan dokter sebagai tambahan jika gula dalam darah sulit dikendalikan dengan pola diet dan olahraga, dan diberikan pada pasien bukan penderita obesitas.
Orang dengan diabetes tipe 2 ( non - insulin dependent diabetes ) memiliki kekurangan hormon yang disebut insulin yang dihasilkan oleh pankreas dan insulin merupakan hormon utama dalam mengendalikan kadar gula dalam darah.
Hormon insulin yang di produksi penderita Diabetes tipe 2 sangat lambat memberi respons terhadap lonjakan gula darah akibat makanan.
Stress atau depresi juga menekan sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap tindakan insulin yang dihasilkan , yang berarti bahwa kadar gula darah bisa menjadi terlalu tinggi .
Amaryl bekerja merangsang sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin . Sel-sel ini disebut sel beta .
Amaryl memacu sel beta untuk memproduksi insulin lebih banyak dan insulin ini mengatasi kelebihan gula dalam darah, juga meningkatkan penyerapan gula dari darah ke otot dan sel-sel lemak dan menurunkan produksi gula oleh hati .
Semua tindakan ini membantu mengurangi jumlah gula dalam darah orang dengan diabetes tipe 2 .
Amaryl tablet biasanya dikonsumsi sekali sehari , tidak lama sebelum atau selama makan.
Pemberian dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat-obatan antidiabetes lain untuk memberikan kontrol konsentrasi gula darah yang lebih baik.
Pemberian dapat digunakan dalam kombinasi dengan obat-obatan antidiabetes lain untuk memberikan kontrol konsentrasi gula darah yang lebih baik.
Berat : 0
Detail Produk: Nama Obat: Amaryl 2 mg
Nama generik : Glimepiride 2 mg
Dosis : 1 - 2 - 3 - 4 mg
METRONIDAZOL
Fungsi Obat METRONIDAZOL
Metronidazol adalah salah satu obat antibiotika yang banyak diresepkan di Indonesia. Metronidazol adalah antibiotik yang cukup baik untk bakteri anaerob, yakni bakteri yang dapat hidup tanpa membutuhkan oksigen. Bakteri jenis ini biasanya hidup di dalam luka tertutup atau di dalam organ tubuh, misal pada luka kaki penderita kencing manis (diabetes) yang biasanya sudah terdapat nanah, pada infeksi perut bagian dalam, dan sebagainya.
Metronidazol juga baik untuk sejumlah parasit dan bakteri penyebab penyakit kelamin. Selengkapnya, metronidazol digunakan untuk penyakit berikut:
Metronidazol tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah mengalami alergi terhadap antibiotik ini. Metronidazol juga tidak boleh diberikan untuk wanita hamil trimester pertama (hamil usia 0-3 bulan) dan saat menyusui.
Dosis metronidazol sebagai terapi infeksi anaerob (misal pada luka diabetes atau infeksi orga dalam tubuh) ialah 7,5 mg/kg berat badan sebanyak 3-4 kali sehari selama 7-10 hari. Secara praktis, metronidazol biasa diresepkan berupa tablet 500mg, diminum tiga kali sehari selama 7 hari. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit, metronidazol diberikan lewat infusan dengan dosis 15 mg/kg berat badan. Dosis maksimal ialah 4 gram per hari. Untuk infeksi kelamin dan diare akibat trichomonas, metronidazol diberikan 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari. Sedangkan untuk diare akibat amoeba, metronidazol diberikan sebanyak 750 mg, 2-3 kali sehari selama 5-10 hari.
Untuk anak-anak, dosis Metronidazol tergantung berat badan. Dosisnya ialah 15 mg/kg berat badan/hari tiga kali sehari. Untuk bayi umur kurang dari 7 hari, dosisnya ialah 7,5 mg/kg berat badan/hari.
Metronidazol adalah salah satu obat antibiotika yang banyak diresepkan di Indonesia. Metronidazol adalah antibiotik yang cukup baik untk bakteri anaerob, yakni bakteri yang dapat hidup tanpa membutuhkan oksigen. Bakteri jenis ini biasanya hidup di dalam luka tertutup atau di dalam organ tubuh, misal pada luka kaki penderita kencing manis (diabetes) yang biasanya sudah terdapat nanah, pada infeksi perut bagian dalam, dan sebagainya.
Metronidazol juga baik untuk sejumlah parasit dan bakteri penyebab penyakit kelamin. Selengkapnya, metronidazol digunakan untuk penyakit berikut:
- Infeksi yang diduga disebabkan oleh bakteri anaerob;
- Infeksi menular seksual;
- Infeksi bakterial vaginosis (penyakit infeksi tidak spesifik pada vagina);
- Infeksi parasit trichomonas (misal pada diare atau keputihan akibat trichomonas);
- Infeksi kuman amoeba (misal pada diare akibat amoeba).
Metronidazol tidak boleh diberikan pada pasien yang pernah mengalami alergi terhadap antibiotik ini. Metronidazol juga tidak boleh diberikan untuk wanita hamil trimester pertama (hamil usia 0-3 bulan) dan saat menyusui.
EFEK SAMPING
Sejumlah efek samping yang pernah ditemukan dan persentase kemunculannya adalah sebagai berikut:- Nafsu makan turun (10%);
- Muncul infeksi jamur (10%);
- Diare (10%);
- Pusing (10%);
- Mual dan muntah (10%);
- Air kencing berwarna gelap (1-10%);
- Alergi (1-10%);
- Kejang (1-10%).
DOSIS
Metronidazol tersedia dalam bentuk tablet, kapsul, dan botol infusan. Metronidazol tablet tersedia dalam ukuran 250 mg dan 500 mg. Untuk kapsul, metronidazol tersedia dalam ukuran 375 mg. Sedangkan dalam kemasan botol infusan, metronidazol tersedia dalam ukuran 500 mg/100ml. Metronidazol dapat ditemukan sebagai obat paten maupun generik.Dosis metronidazol sebagai terapi infeksi anaerob (misal pada luka diabetes atau infeksi orga dalam tubuh) ialah 7,5 mg/kg berat badan sebanyak 3-4 kali sehari selama 7-10 hari. Secara praktis, metronidazol biasa diresepkan berupa tablet 500mg, diminum tiga kali sehari selama 7 hari. Pada pasien yang dirawat di rumah sakit, metronidazol diberikan lewat infusan dengan dosis 15 mg/kg berat badan. Dosis maksimal ialah 4 gram per hari. Untuk infeksi kelamin dan diare akibat trichomonas, metronidazol diberikan 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari. Sedangkan untuk diare akibat amoeba, metronidazol diberikan sebanyak 750 mg, 2-3 kali sehari selama 5-10 hari.
Untuk anak-anak, dosis Metronidazol tergantung berat badan. Dosisnya ialah 15 mg/kg berat badan/hari tiga kali sehari. Untuk bayi umur kurang dari 7 hari, dosisnya ialah 7,5 mg/kg berat badan/hari.
TEQUINOL
Fungsi Obat TEQUINOL
KOMPOSISI :
Tiap kaplet salut selaput mengandung :
Ciprofloxacin HCl setara dengan Ciprofloxacin 500 mg.
CARA KERJA OBAT :
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan fluoroquinolone, bekerja dengan cara mempengaruhi enzim DNA gyrase bakteri.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik untuk bakteri negatif dan gram positif yang sensitif.
Bakteri gram positif yang sensitif : Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes.
Bakteri gram negatif yang sensitif : Campylobacter jejuni, Citrobacter diversus, Citrobacter freundii, Enterobacter cloacae, Escherichia coli, Haemophillus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheae, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris, Providencia rettgeri, Providencia stuartii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Serratia marcescens, Shigella flexneri, Shigella sonnei.
INDIKASI :
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin seperti :
- Penderita yang hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau antibiotik derivat quinolone lainnya.
- Wanita hamil dan menyusui.
- Anak-anak dibawah usia 12 tahun.
EFEK SAMPING :
KOMPOSISI :
Tiap kaplet salut selaput mengandung :
Ciprofloxacin HCl setara dengan Ciprofloxacin 500 mg.
CARA KERJA OBAT :
Ciprofloxacin merupakan antibiotik golongan fluoroquinolone, bekerja dengan cara mempengaruhi enzim DNA gyrase bakteri.
Ciprofloxacin merupakan antibiotik untuk bakteri negatif dan gram positif yang sensitif.
Bakteri gram positif yang sensitif : Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis, Streptococcus pyogenes.
Bakteri gram negatif yang sensitif : Campylobacter jejuni, Citrobacter diversus, Citrobacter freundii, Enterobacter cloacae, Escherichia coli, Haemophillus influenzae, Klebsiella pneumoniae, Morganella morganii, Neisseria gonorrheae, Proteus mirabilis, Proteus vulgaris, Providencia rettgeri, Providencia stuartii, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Serratia marcescens, Shigella flexneri, Shigella sonnei.
INDIKASI :
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap Ciprofloxacin seperti :
- Infeksi saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan servisitis gonorrheae.
- Infeksi saluran cerna, termasuk demam tifoid yang disebabkan oleh S. typhi. Khasiat Ciprofloxacin untuk eradikasi "chronic typhoid carrier" belum diketahui.
- Infeksi saluran nafas, kecuali pneumonia akibat Streptococcus.
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Infeksi tulang dan sendi.
- Penderita yang hipersensitif terhadap Ciprofloxacin atau antibiotik derivat quinolone lainnya.
- Wanita hamil dan menyusui.
- Anak-anak dibawah usia 12 tahun.
EFEK SAMPING :
- Efek terhadap saluran cerna; Mual, muntah, diare, gangguan pencernaan, dispepsia, nyeri abdomen, flatulensi, anoreksia, disfagia. Kalau terjadi diare berat atau persisten selama atau sesudah pengobatan, segera konsultasi pada dokter karena gejala tersebut mungkin menutupi kelainan yang lebih serius (kolitis pseudomembranosa) yang memerlukan tindakan segera. Kalau ini terjadi, pemberian Ciprofloxacin harus segera dihentikan dan diganti dengan obat lain yang lebih sesuai (misalnya Vancomycin peroral 4 x 250 mg sehari). Obat- obat yang menghambat peristaltik merupakan kontraindikasi.
- Efek terhadap sistem saraf; Pusing, sakit kepala, rasa letih, insomnia, agitasi, tremor, sangat jarang : paralgesia perifer, berkeringat, kejang, ansietas, mimpi buruk, konfusi, depresi, halusinasi, gangguan pengecapan dan penciuman, gangguan penglihatan (misal penglihatan ganda, warna-warni). Reaksi kadang-kadang timbul setelah pemberian Ciprofloxacin untuk pertama kalinya. Dalam hal ini Ciprofloxacin harus segera dihentikan dan segera konsultasi pada dokter.
- Reaksi hipersensitivitas; Reaksi kulit seperti kemerahan pada kulit, pruritus, drug fever, reaksi anafilaktik/ anafilaktoid (seperti edema pada wajah, vaskuler dan larynx, dispnea yang bertambah berat sehingga terjadi syok yang mengancam jiwa). Dalam hal ini Ciprofloxacin segera dihentikan, tindakan kedaruratan medis (misalnya mengatasi syok) harus segera dilakukan.
- Efek terhadap renal/ urogenital; Nefritis interstisial, gagal ginjal, termasuk gagal ginjal yang transien, poliuria, retensi urine, pendarahan uretra, vaginitis dan asidosis.
- Efek terhadap hati; Hepatitis, sangat jarang : kelainan hati yang luas seperti nekrosis hati.
- Efek terhadap sistem kardiovaskuler; Jarang : takikardia, palpitasi, flutter atrium, ventricular ectopi, sinkope, hipertensi, angina pektoris, infark miokardium, cardiopulmonary arrest, cerebral thrombosis, wajah merah dan panas, migren, pingsan.
- Lain-lain; Jarang : nyeri sendi, lemas seluruh tubuh, nyeri otot, tendovaginitis, fotosensitivitas ringan, tinnitus, gangguan pendengaran terutama untuk frekwensi tinggi, epistaksis, laringeal atau pulmonary edema, hemoptysis, dyspnea, spasme bronkus, emboli paru.
- Efek pada darah; Eosinofilia, lekositopenia, lekositosis, anemia, granulositopenia. Sangat jarang :
Syarat Dan Ketentuan ( Policy )
Syarat dan Ketentuan
- Semua informasi yang tersedia di blog ini diambil dan diolah dari berbagai sumber dengan tujuan untuk memberi manfaat sebagai informasi awal terhadap penggunaan suatu obat medis namun kami tidak menjamin keakuratan semua informasi tersebut.
- Informasi mengenai kondisi medis yang terdapat di blog ini seperti gejala, indikasi, kontraindikasi, efeksamping, dosis DLL mengenai suatu obat harus dikonfirmasikan langsung kepada dokter atau apoteker atau petugas medis lainnya.
- Kami tidak bertanggung jawab atas penggunaan semua informasi yang terdapat di blog ini.
- SELALU PERIKSAKAN DIRI ANDA KEDOKTER SEBELUM MENGKONSUMSI OBAT APAPUN.
- Semua pengunjung blog ini baik yang sudah membaca atau yang belum membaca dianggap telah menyetujui syarat dan ketentuan ini.
SEHAT BANGSAKU SEHAT NEGERIKU
RIFAMPICIN
Rifampicin merupakan antibiotik semisintetik yang mempunyai efek bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme Gram positif. Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram negatif. Mekanisme kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium. |
Indikasi : |
|
.: Kontra Indikasi :. |
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. � Penderita jaundice, porfiria. |
.: Dosis :. |
Sebaiknya obat diminum 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Diberikan dalam dosis tunggal . Tuberkulosa :
|
Efek Samping : |
|
Over Dosis : |
Bila terjadi overdosis, lakukan pengosongan lambung segera dan berikan pengobatan seperlunya. |
Peringatan dan Perhatian : |
|
Interaksi Obat : |
|
Lain-lain : |
Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. |
RESKUIN
Fungsi Obat RESKUIN
Indikasi
Infeksi mikroorganisme rentan, seperti pada sinusitis maksilaris akut, bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut, pneumonia yang didapat dari komunitas, infeksi kulit dan jaringan kulit yang tak terkomlikasi, infeksi saluran kemih terkomplikasi, pielonefritis akut
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap levofloksasin dan kuinolon
Efek Samping
Diare, mual, muntah, vaginitis, kembung, pruritus, kemerahan, nyeri abdominal, moniliasis genital, pusing, dispepsia, insomnia, perubahan pada indra prasaan, anoreksia, ansietas, konstipasi, edema, pegal, sakit kepala, keringat beratambah, leukorea, malaise, nervous, gangguan tidur, tremor, urtikaria
Dosis
250 � 500 mg 1 kali sehari selama 7 � 14 hari
Indikasi
Infeksi mikroorganisme rentan, seperti pada sinusitis maksilaris akut, bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut, pneumonia yang didapat dari komunitas, infeksi kulit dan jaringan kulit yang tak terkomlikasi, infeksi saluran kemih terkomplikasi, pielonefritis akut
Kontra Indikasi
Hipersensitif terhadap levofloksasin dan kuinolon
Efek Samping
Diare, mual, muntah, vaginitis, kembung, pruritus, kemerahan, nyeri abdominal, moniliasis genital, pusing, dispepsia, insomnia, perubahan pada indra prasaan, anoreksia, ansietas, konstipasi, edema, pegal, sakit kepala, keringat beratambah, leukorea, malaise, nervous, gangguan tidur, tremor, urtikaria
Dosis
250 � 500 mg 1 kali sehari selama 7 � 14 hari
LEVOFLOXACIN
Fungsi Obat LEVOFLOXACIN 500MG GNR
Absorbsi cepat dengan biovailabiliias 99%
Kadar di jaringan paru 2 - 5 kali lebih tnggi daripada kadar plasma
27 kali lebih hemat dibandingkan produk original
Komposisi
Tiap tablet salut selaput mengandung levofloxacin hemihydrate 512,45 mg setara dengan levofloxacin 500 mg.
Farmakologi
Levofloxacin merupakan isomer optik S- (-) dari ofloxacin dengan spektrum antibakteri yang luas, aktif
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, termasuk bakteri anaerob. Levofloxacin juga aktif terhadap
Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae.
Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, levofloxacin diabsorpsi secara cepat dan hampir sempuma. Konsentrasi plasma
tertinggi biasanya dicapai 1-2 jam setelah minum obat. Bioavailabilitas absolut untuk dosis oral hampir
99%. Pada konsentrasi tinggi didistribusi secara luas ke seluruh tubuh. Penetrasi levofloxacin pada
jaringan pam sangat baik. Konsentrasi pada jaringan paru biasanya 2-5 kali lebih besar dari konsentrasi
plasma atau sekitar > 2,4-11,3 ug/g dalam waktu 24 jam setelah pemakaian oral dosis tunggal 500 mg.
Sekitar 85% diekskresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah.
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap levofloxacin, seperti:
Sinusitis maxilaris akut.
Eksaserbasi akut bronkitis kronik.
Community acquired pneumonia.
Infeksi saluran kemih terkomplikasi.
Infeksi kulit dan jaringan kulit yang tidak terkomplikasi.
Pielonefritis akut.
Dosis dan Cara Pemberian
Dewasa : dosis lazim 250 - 500 mg (oral) 1 x sehari untuk penderita dengan fungsi ginjal normal (bersihan kreatinin > 80 ml/menit) dengan waktu pemberian selama 7-14 hari tergantung beratnya penyakit.
Absorbsi cepat dengan biovailabiliias 99%
Kadar di jaringan paru 2 - 5 kali lebih tnggi daripada kadar plasma
27 kali lebih hemat dibandingkan produk original
Komposisi
Tiap tablet salut selaput mengandung levofloxacin hemihydrate 512,45 mg setara dengan levofloxacin 500 mg.
Farmakologi
Levofloxacin merupakan isomer optik S- (-) dari ofloxacin dengan spektrum antibakteri yang luas, aktif
terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif, termasuk bakteri anaerob. Levofloxacin juga aktif terhadap
Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae.
Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Farmakokinetik
Pada pemberian oral, levofloxacin diabsorpsi secara cepat dan hampir sempuma. Konsentrasi plasma
tertinggi biasanya dicapai 1-2 jam setelah minum obat. Bioavailabilitas absolut untuk dosis oral hampir
99%. Pada konsentrasi tinggi didistribusi secara luas ke seluruh tubuh. Penetrasi levofloxacin pada
jaringan pam sangat baik. Konsentrasi pada jaringan paru biasanya 2-5 kali lebih besar dari konsentrasi
plasma atau sekitar > 2,4-11,3 ug/g dalam waktu 24 jam setelah pemakaian oral dosis tunggal 500 mg.
Sekitar 85% diekskresikan melalui urin dalam bentuk tidak berubah.
Indikasi
Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap levofloxacin, seperti:
Sinusitis maxilaris akut.
Eksaserbasi akut bronkitis kronik.
Community acquired pneumonia.
Infeksi saluran kemih terkomplikasi.
Infeksi kulit dan jaringan kulit yang tidak terkomplikasi.
Pielonefritis akut.
Dosis dan Cara Pemberian
Dewasa : dosis lazim 250 - 500 mg (oral) 1 x sehari untuk penderita dengan fungsi ginjal normal (bersihan kreatinin > 80 ml/menit) dengan waktu pemberian selama 7-14 hari tergantung beratnya penyakit.
CIPROFLOXACIN
Indikasi:
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- Kulit dan jaringan lunak.
- Tulang dan sendi.
Kontra Indikasi:
- Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
- tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
- Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
- Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.
Komposisi :
Ciprofloxacin 250 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung Ciprofloxacin 250 mg
Ciprofloxacin 500 mg : Tiap tablet salut selaput mengandung ciprofloxacin 500 mg.
Farmakologi :
Ciprofloxacin (1-cyclopropyl-6-fluoro-1,4-dihydro-4-oxo-7-(-1-piperazinyl-3-quinolone carboxylic acid) merupakan salah satu obat sintetik derivat quinolone. mekanisme kerjanya adalah menghambat aktifitas DNA gyrase bakteri, bersifat bakterisida dengan spektrum luas terhadap bakteri gram positif maupun gram negatif.
ciprofloxacin diabsorbsi secara cepat dan baik melalui saluran cerna, bioavailabilitas absolut antara 69-86%, kira-kira 16-40% terikat pada protein plasma dan didistribusi ke berbagai jaringan serta cairan tubuh. metabolismenya dihati dan diekskresi terutama melalui urine.
Dosis :
1.Untuk infeksi saluran kemih :
- Ringan sampai sedang : 2 x 250 mg sehari
- Berat : 2 x 500 mg sehari
- Untuk gonore akut cukup pemberian dosis tunggal 250 mg sehari
2.Untuk infeksi saluran cerna :
- Ringan / sedang / berat : 2 x 250 mg sehari
3.Untuk infeksi saluran nafas, tulang dan sendi kulit dan jaringan lunak :
- Ringan sampai sedang : 2 x 500 mg sehari
- Berat : 2 x 750 mg sehari
- Untuk mendapatkan kadar yang adekuat pada osteomielitis maka pemberian tidak boleh kurang dari2 x 750 mg sehari
- Dosis untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit maka dosis normal yang dianjurkan harus diberikan sehari sekali atau dikurangi separuh bila diberikan 2 x sehari.
- Lamanya pengobatan tergantung dari beratnya penyakit.
Untuk infeksi akut selama 5-10 hari biasanya pengobatan selanjutnya paling sedikit 3 hari sesudah gejala klinik hilang.
Peringatan dan perhatian :
- Untuk menghindari terjadinya kristaluria maka tablet siprofloksasin harus ditelan dengan cairan
- Hati-hati pemberian pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal (lihat keteranga pada dosis )
- Pemakaian tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan
- Selama minum obat ini tidak dianjurkan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
Efek samping :
Efek samping siprofloksasin biasanya ringan dan jarang timbul antara lain:
- Gangguan saluran cerna : Mual,muntah,diare dan sakit perut
- Gangguan susunan saraf pusat : Sakit kepala,pusing,gelisah,insomnia dan euforia
- Reaksi hipersensitivitas : Pruritus dan urtikaria
- Peningkatan sementara nilai enzim hati,terutama pada pasien yang pernah mengalami kerusakan hati.
- Bila terjadi efek samping konsultasi ke Dokter
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SPIRADAN
Fungsi Obat SPIRADAN
Indikasi:
Spiradan efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman gram positif terutama infeksi oleh Staphylococcus pyogenes (termasuk yang menghasilkan pinisilinase), pneumokokus dan streptokokus pada saluran pernafasan, telinga tengah, kulit maupun infeksi/abses pada gigi.
Spiradan juga efektif untuk gonore dan non gonokokaluretritis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika golongan makrolid.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung spiramisin 500 mg.
Farmakologi:
Spiramisin tergolong dalam antibiotik makrolid, aktif terhadap kuman gram positif dan beberapa kuman gram negatif seperti N. gonorrhoeae dan H. influenzae.
Keunggulan spiramisin, kadar dalam jaringan masih tetap tinggi meskipun kadarnya dalam darah turun.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan pemakaian selama kehamilan trisemester 1.
Efek Samping:
Reaksi ringan berupa mual, muntah dan diare bisa timbul akibat pemberian dosis tinggi.
Rasa tidak enak pada epigastrik dan abdominal.
Kelainan ringan pada kulit.
Dosis:
Dewasa: 3 kali 1 tablet (500 mg) selama 5 hari.
Anak-anak: 50 mg/kg berat badan/hari (setara dengan 150.000 IU) dibagi dalam 2 - 4 dosis selama 5 hari
Indikasi:
Spiradan efektif untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman gram positif terutama infeksi oleh Staphylococcus pyogenes (termasuk yang menghasilkan pinisilinase), pneumokokus dan streptokokus pada saluran pernafasan, telinga tengah, kulit maupun infeksi/abses pada gigi.
Spiradan juga efektif untuk gonore dan non gonokokaluretritis.
Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap antibiotika golongan makrolid.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung spiramisin 500 mg.
Farmakologi:
Spiramisin tergolong dalam antibiotik makrolid, aktif terhadap kuman gram positif dan beberapa kuman gram negatif seperti N. gonorrhoeae dan H. influenzae.
Keunggulan spiramisin, kadar dalam jaringan masih tetap tinggi meskipun kadarnya dalam darah turun.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati dan pemakaian selama kehamilan trisemester 1.
Efek Samping:
Reaksi ringan berupa mual, muntah dan diare bisa timbul akibat pemberian dosis tinggi.
Rasa tidak enak pada epigastrik dan abdominal.
Kelainan ringan pada kulit.
Dosis:
Dewasa: 3 kali 1 tablet (500 mg) selama 5 hari.
Anak-anak: 50 mg/kg berat badan/hari (setara dengan 150.000 IU) dibagi dalam 2 - 4 dosis selama 5 hari
SPIRAMYCIN
Fungsi Obat Spiramycin
Indikasi:
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran nafas, seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis, pneumonia, sinusitis, otitis media dan toksoplasmosis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin atau antibiotik makrolida lainnya.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Spiramisin 500 mg
Cara kerja obat:
Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri.
Spiramisin efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, Bordetella pertusis.
Posologi:
Dewasa:
500 mg, 3 x sehari selama 5 hari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg/hari.
Anak-anak:
Sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis.
Peringatan dan Perhatian:
Efek samping:
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat jarang
Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik, ruam kulit dan urtikaria adalah efek samping yang biasanya muncul pada pemberian oral.
Interaksi obat:
Efek hepatotoksis dipertinggi oleh tetrasiklin.
Spiramisin bersifat antagonis dengan penisilin, streptomisin, kanamisin, neomisin dan polimiksin.
Penyimpanan:
Simpan di tempat kering, pada suhu di bawah 30�C, terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Indikasi:
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran nafas, seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis, pneumonia, sinusitis, otitis media dan toksoplasmosis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin atau antibiotik makrolida lainnya.
Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Spiramisin 500 mg
Cara kerja obat:
Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri.
Spiramisin efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, Bordetella pertusis.
Posologi:
Dewasa:
500 mg, 3 x sehari selama 5 hari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal 3000 mg/hari.
Anak-anak:
Sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis.
Peringatan dan Perhatian:
- Spiramisin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati karena dapat menyebabkan hepatotoksik.
- Spiramisin tidak dianjurkan untuk ibu menyusui dan pada trimester pertama kehamilan.
- Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.
- Keamanan penggunaan pada bayi dan neonatus belum diketahui dengan pasti.
Efek samping:
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat jarang
Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik, ruam kulit dan urtikaria adalah efek samping yang biasanya muncul pada pemberian oral.
Interaksi obat:
Efek hepatotoksis dipertinggi oleh tetrasiklin.
Spiramisin bersifat antagonis dengan penisilin, streptomisin, kanamisin, neomisin dan polimiksin.
Penyimpanan:
Simpan di tempat kering, pada suhu di bawah 30�C, terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SANTIBI 500
Fungsi Obat SANTIBI 500
Indikasi
Tuberkulosis paru
Kontra Indikasi
Etambutol : neuritis optik. Isonicotine hydrazine : penyakit hati karena obat
Efek Samping
Etambutol : Neuritis retrobulbar dengan penurunan ketajaman penglihatan, skotoma sentralis, buta warna hijau � merah. Hiperurisemi. isonicotine hydrazine : neuropati perifer. Kerusakan hati. Gangguan darah. Pellaga
Dosis
Terapi awal : 15 mg/kg BB/hari. Terapi ulang : 25 mg/kg BB/hari selama 60 hari. Kemudian 25 mg/kg BB/hari
Indikasi
Tuberkulosis paru
Kontra Indikasi
Etambutol : neuritis optik. Isonicotine hydrazine : penyakit hati karena obat
Efek Samping
Etambutol : Neuritis retrobulbar dengan penurunan ketajaman penglihatan, skotoma sentralis, buta warna hijau � merah. Hiperurisemi. isonicotine hydrazine : neuropati perifer. Kerusakan hati. Gangguan darah. Pellaga
Dosis
Terapi awal : 15 mg/kg BB/hari. Terapi ulang : 25 mg/kg BB/hari selama 60 hari. Kemudian 25 mg/kg BB/hari
SANTIBI PLUS
Fungsi Obat Santibi Plus Tablet
Tiap tablet mengandung:
FARMAKOLOGI
Etambutol merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kerja menghambat sintesa RNA. Etambutol diabsorpsi dengan cepat pada pemberian oral. Sebagian besar diekskresi melalui ginjal dalam bentuk aktif dan lebih kurang 10% diubah menjadi metabolit yang tidak aktif.
Etambutol tidak menembus selaput otak yang sehat tetapi pada penderita meningitis tuberkulosa dapat ditemukan kedar terapeutik dalam cairan serebrospinal.
INH secara in vitro mempunyai sifat bakterisidal maupun bakteriostatik. Tetapi in vivo hanya bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja INH terhadap bakteri ekstra dan intraseluler belum diketahui dengan pasti, diduga mekanisme kerja yang utama adalah menghambat biosintesa asam mikolat pada dinding sel mikobakterium.
INH menyebabkan hilangnya sifat tahan asam pada mikobakterium yang peka.
Piridoksin HCl untuk mencegah neuritis perifer yang disebabkan pemakaian Isoniazida.
INDIKASI
SANTIBI PLUS� diindikasikan untuk pengobatan permulaan dan pengobatan ulang pada tuberkulosa dan pencegahan pada tuberkulosa tidak aktif.
KONTRA-INDIKASI
EFEK SAMPING
PERHATIAN
INTERAKSI OBAT
INH dapat menurunkan ekskresi fenitoin sehingga kadar dalam darah meningkat.
DOSIS
Dosis SANTIBI PLUS� ditentukan berdasarkan berat badan.
Tiap tablet mengandung:
Etambutol HCl | 250 | mg |
Isoniazida (INH) | 100 | mg |
Piridoksin HCl | 6 | mg |
FARMAKOLOGI
Etambutol merupakan tuberkulostatik dengan mekanisme kerja menghambat sintesa RNA. Etambutol diabsorpsi dengan cepat pada pemberian oral. Sebagian besar diekskresi melalui ginjal dalam bentuk aktif dan lebih kurang 10% diubah menjadi metabolit yang tidak aktif.
Etambutol tidak menembus selaput otak yang sehat tetapi pada penderita meningitis tuberkulosa dapat ditemukan kedar terapeutik dalam cairan serebrospinal.
INH secara in vitro mempunyai sifat bakterisidal maupun bakteriostatik. Tetapi in vivo hanya bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja INH terhadap bakteri ekstra dan intraseluler belum diketahui dengan pasti, diduga mekanisme kerja yang utama adalah menghambat biosintesa asam mikolat pada dinding sel mikobakterium.
INH menyebabkan hilangnya sifat tahan asam pada mikobakterium yang peka.
Piridoksin HCl untuk mencegah neuritis perifer yang disebabkan pemakaian Isoniazida.
INDIKASI
SANTIBI PLUS� diindikasikan untuk pengobatan permulaan dan pengobatan ulang pada tuberkulosa dan pencegahan pada tuberkulosa tidak aktif.
KONTRA-INDIKASI
- Pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, epilepsi, alkoholisme kronik dan kerusakan hati.
- Neuritis optik.
- Hipersensitif terhadap salah satu komponen dalam SANTIBI PLUS�
EFEK SAMPING
Etambutol: | ||
- | Efek samping yang perlu diperhatikan adalah toksisitas okular yang berhubungan dengan dosis dan lamanya pengobatan. Menurut laporan pada dosis 25 mg/kg BB/hari selama 2 bulan diikuti dengan 15 mg/kg BB/hari, angka kejadian efek samping tersebut adalah 0,8%. | |
- | Pada umumnya perubahan visual reversibel dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, tetapi jarang sampai lebih dari 1 tahun atau irreversibel. Neuritis retrobulbar bilateral dapat terjadi dengan gejala: | |
- | Terjadi penurunan ketajaman penglihatan. | |
- | Kehilangan kemampuan membedakan warna. | |
- | Penyempitan lapang pandangan. | |
- | Skotomata sentral dan perifer. | |
- | Efek samping lain yang dilaporkan: Reaksi anafilaktoid, pruritus, dermatitis, anoreksia, nyeri abdomen, demam, nyeri sendi, gangguan gastrointestinal (mual, muntah), malaise, sakit kepala, pusing, gelisah, disorientasi, halusinasi. | |
- | Walaupun jarang ditemukan, dapat timbul mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas yang disebabkan oleh neuritis perifer. | |
INH: | ||
- | Neuritis perifer, neuritis optik yang biasanya reversibel, optik neuropati, konvulsi. | |
- | Peningkatan transaminase serum, bilirubinemia, ikterus dan kadang-kadang hepatitis. | |
- | Sindroma rematik dan sindroma yang menyerupai lupus eritematosus sistemik (SLE). | |
- | Reaksi hipersensitif. | |
- | Gangguan gastrointestinal. |
PERHATIAN
- SANTIBI PLUS� tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun.
- Sebelum pengobatan dianjurkan untuk memeriksakan mata terlebih dahulu.
- Apabila terjadi perubahan ketajaman visual harus segera ke dokter.
- Pemberian harus segera dihentikan, apabila terjadi gangguan penglihatan.
- Pada penderita dengan gangguan visual seperti katarak, peradangan mata yang berulang, neuritis optik, retinopati diabetik, evaluasi perubahan ketajaman visual lebih sulit dilakukan.
- Harus hati-hati dalam menentukan bahwa perubahan penglihatan bukan disebabkan oleh penyakit yang diderita. Pada penderita ini harus dipertimbangkan antara keuntungan pemakaian Etambutol dengan kemungkinan terjadinya efek samping
- Pada pengobatan jangka panjang pemeriksaan fungsi organ harus dilakukan secara periodik termasuk ginjal, hati, hematopoetik.
- Data-data yang menunjang keamanan pemakaian Etambutol pada wanita hamil dan menyusui belum mencukupi.
- Agar dihindarkan pemakaian bersama alkohol, karena akan meningkatkan efek hepatotoksik dari INH.
INTERAKSI OBAT
INH dapat menurunkan ekskresi fenitoin sehingga kadar dalam darah meningkat.
DOSIS
Dosis SANTIBI PLUS� ditentukan berdasarkan berat badan.
- Pengobatan pertama dan pencegahan: Pemberian dosis tunggal Etambutol 15 mg/kg berat badan/ hari dan INH 300 mg/hari.
- Pengobatan ulang selama 60 hari pertama: Pemberian dosis tunggal Etambutol 25 mg/kg berat badan/ hari dan INH 300 mg/hari.
KALMOXILIN
Fungsi Obat Kalmoxilin
Komposisi:
Bentuk Sediaan:
Farmakologi:
Indikasi:
Dosis:
Kontraindikasi:
Peringatan dan Perhatian:
- Dapat mengakibatkan reaksi hipersensitivitas,
- Dapat menyebabkan kolitis,
- Kategori kehamilan B,
- Pasien gangguan fungsi ginjal sebaikya mendapat penyesuaian dosis,
- Sebaiknya tidak dicampur dengan aminoglikosida dalam satu wadah,
- Amoxicillin tidak boleh dicampur dengan produk darah atau cairan protein.
Efek Samping:
Komposisi:
Amoxicillin
Bentuk Sediaan:
Vial 1000 mg, kapsul 250 mg, kapsul 500 mg, suspensi 125 mg / 5 mL, suspensi 250 mg / 5 mL.
Farmakologi:
Bekerja menghambat Penicillin Binding Protein bakteri lalu menghambat sintesis dinding sel bakteri sehigga bersifat bakterisidal. Bioavalabilitas oral 90%. Eliminasi melalui ginjal. Waktu paruh 1,5 jam.
Indikasi:
Infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran napas, infeksi saluran genitourinaria, infeksi gonore.
Dosis:
Vial:
- Dewasa 250 - 500 mg setiap 6 - 8 jam.
- Anak 20 - 40 mg / kgBB / hari terbagi dalam 3 - 4 dosis.
- Dewasa 250 - 500 mg setiap 6 - 8 jam.
- Anak 20 - 40 mg / kgBB / hari terbagi dalam 3 - 4 dosis.
Oral:
- Dewasa dan anak lebih dari 20 kg 250 - 500 mg setiap 8 jam.
- Anak kurang dari 20 kg 20 - 40 mg / kgBB / hari terbagi dalam 3 dosis.
- Dewasa dan anak lebih dari 20 kg 250 - 500 mg setiap 8 jam.
- Anak kurang dari 20 kg 20 - 40 mg / kgBB / hari terbagi dalam 3 dosis.
Uretritis gonore:
3 g dosis tunggal.
3 g dosis tunggal.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas
Peringatan dan Perhatian:
- Dapat mengakibatkan reaksi hipersensitivitas,
- Dapat menyebabkan kolitis,
- Kategori kehamilan B,
- Pasien gangguan fungsi ginjal sebaikya mendapat penyesuaian dosis,
- Sebaiknya tidak dicampur dengan aminoglikosida dalam satu wadah,
- Amoxicillin tidak boleh dicampur dengan produk darah atau cairan protein.
Efek Samping:
Ruam, urtikaria, hipersensitif, mual, muntah, diare, flebitis dan nyeri injeksi.
MOXIGRA
Fungsi Obat Moxigra 500
KOMPOSISI :
Tiap Moxigra 500 mg Kaplet mengandung : Amoksisilin trihidrat setara dengan 500 mg Amoksisilin anhidrat.
INDIKASI :
Infeksi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka: - Infeksi kulit dan jaringan lunak: Stafilokokus bukan penghasil penisilinase, Streptokokus E. coli. - Infeksi saluran pernafasan: H. Influenzae, Streptokokus, Strep, pneumoniae, Stafilokokus bukan penghasil penisilinae, E. coli. - Infeksi saluran genitourinari: E. coli, p.mirabilis dan strep, faecalis. - Gonore: N. gonorrhoae (bukan penghasil penisilinae)
Kontra Indikasi :
Penderita hipersensitif atau mempunyai riwayat hipersensitif terhadap antibiotik beta laktam (penisilin, sefalosporin).
Efek Samping :
- Reaksi kepekaan seperti erythematous maculopapular rashes, urtikaria, serum sickness. - Reaksi kepekaan yang serius dan fatal adalah anaphylasis terutama terjadi pada penderita yang hipersensitif terhadap penisilin. - Gangguan saluran pencernaan seperti mual, muntah, diare. - Reaksi-reaksi hematological (biasanya bersifat reversibel).
Peringatan :
- Hati-hati pada pemberian obat ini pada penderita leukemia limphatik karena kepekaan terhadap rash kulit yang disebabkan ampisilin. - Dapat menyebabkan terjadinya colitis yang berat. - Sebelum pengobatan dengan amoksisilin harus dilakukan pemeriksaan reaksi kepekaan terhadap penisilin. - Amoksisilin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan menyusui. - Pengobatan dengan Amoksisilin dalam jangka waktu yang lama harus disertai dengan pemeriksaan terhadap fungsi ginjal, hati dan darah. - Dapat menimbulkan super infeksi (biasanya penyebab Entero bacterium, Pseudomonas, S. aureus, Candida). Bila terjadi hal tersebut, hentikan pengobatan dan diberikan alternatif lain. - Untuk penderita dengan gagal fungsi ginjal, monitor tingkat plasma dan urine harus dilakukan. Dilakukan penyesuaian dosis. - Jangan untuk pengobatan meningitis atau infeksi pada tulang sendi karena amoksisilin oral tidak menembus ke dalam cairan serebrospinal atau sinorial.
Aturan Pakai :
- Dewasa dan anak-anak dengan berat badan > 20 kg : 250-500 mg tiap 8jam. - Anak-anak dengan berat badan < 20 kg : 20-40 mg /kg berat badan sehari dalam dosis bagi tiap 8 jam. - Untuk penderita dengan gangguan ginjal, perlu dilakukan pengurangan dosis. Pada penderita yang menerima dianalisa peritoneal, dosis maksimum yang dianjurkan 500 mg/hari.
Cara Penyimpanan :
SIMPAN DI TEMPAT YANG SEJUK (15�-25�C) DAN KERING
AMOXSAN
Fungsi Obat AMOXAN
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Amoxsan adalah produk antibiotik golongan beta laktam aminobenzyl penicillin dari Sanbe Farma dengan kandungan amoxicillin trihydrate. Amoxicillin stabil dalam keadaan asam, diserap cepat melalui saluran pencernaan tanpa terpengaruh adanya makanan di lambung, dan mencapai dosis efektif dalam 1jam. Kemampuan bakterisida amoxicillin efektif terhadap bakteri Gram-positif dan Gram-negatif. Amoxsan tersedia dalam sediaan tablet,kapsul, sirup, tetes, dan injeksi.Indikasi:
- Infeksi saluran pernapasan atas, misalnya tonsilitis, sinusitis, laringitis, dan faringitis;
- Infeksi saluran pernapasan bawah, misalnya bronkitis, bronkiolitis, dan pneumonia;
- Infeksi telinga tengah (otitis media);
- Infeksi saluran kemih, seperti pielonefritis, sistitis, dan uretritis;
- Infeksi kulit, seperti luka terbuka, selulitis, bisul, dan pioderma;
- Infeksi lambung oleh bakteri Helicobater pylori (sebagai kombinasi dengan antibiotik lainnya).
Kontraindikasi:
- Pasien alergi terhadap obat golongan penisilin yang telah diketahui, termasuk bayi yang lahir dari ibu yang alergi terhadap penisilin;
- Penggunaan obat bersama-sama dengan vaksin bakteri hidup membuat vaksin tidak efektif karena kandungan bakteri hidup yang ada dalam vaksin akan dimusnahkan oleh obat sehingga kekebalan tubuh yang diinginkan tidak terbentuk.
EFEK SAMPING
- Reaksi alergi yang ditandai dengan gejala nyeri kepala, kulit kemerahan, bengkak, dan gatal. Reaksi alergi yang berat dapat menimbulkan syok (penurunan tekanan darah cepat dalam waktu singkat);
- Gangguan saluran pencernaan, yaitu mual, muntah, dan diare;
- Penggunaan amoxicillin jangka panjang, seperti antibiotik pada umumnya, dapat mengakibatkan superinfeksi oleh jamur dan bakteri yang resisten terhadap amoxicillin.
DOSIS
Dosis obat dapat bervariasi tergantung dari penyakit yang diderita. Pada infeksi ringan sampai sedang, untuk orang dewasa dapat digunakan sediaan kapsul 250mg sampai 500mg tiga kali sehari. Untuk infeksi yang lebih berat seperti pneumonia atau otitis media dapat diberikan dosis yang lebih tinggi sesuai anjuran dokter. Untuk anak-anak dengan berat badan diatas 8kg, direkomendasikan sediaan sirup karena tersedia dengan dosis yang lebih kecil. Untuk bayi yang berusia dibawah 6 bulan atau berat badan dibawah 8kg digunakan sediaan tetes. Perlu diperhatikan bahwa dosis obat anak diberikan berdasarkan berat badan anak dan diperlukan konsultasi dengan dokterANTASIDA DOEN
Fungsi Obat ANTASIDA DOEN
KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung : alumunium hydroxide 200 mg; magnesium hydroxide 200 mg
INDIKASI :
Obat sakit maag untuk mengurangi nyeri lambung yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung dengan gejala seperti mual, perih, kembung
DOSIS :
1-2 tablet antara waktu makan dan waktu tidur malam, atau pada saat penyakit kambuh
Harus dengan resep dokter
KOMPOSISI :
Tiap tablet mengandung : alumunium hydroxide 200 mg; magnesium hydroxide 200 mg
INDIKASI :
Obat sakit maag untuk mengurangi nyeri lambung yang disebabkan oleh kelebihan asam lambung dengan gejala seperti mual, perih, kembung
DOSIS :
1-2 tablet antara waktu makan dan waktu tidur malam, atau pada saat penyakit kambuh
Harus dengan resep dokter
AMBROXOL
Indikasi:
Penyakit saluran napas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronkitis kronis, bronkitis asmatik, asma bronkial.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap ambroksol.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung ambroksol hidroklorida 30 mg.
Dosis:
Dewasa: sehari 3 kali 1 tablet.
Anak-anak 5 - 12 tahun : sehari 3 kali 1/2 tablet.
Anak-anak 2 - 5 tahun : sehari 3 kali 7,5 mg
Anak-anak di bawah 2 tahun : sehari 2 kali 7,5 mg
Dosis dapat dikurangi menjadi 2 kali sehari, untuk pengobatan yang lama.
Harus diminum sesudah makan.
Efek Samping:
Ambroksol umumnya ditoleransi dengan baik.
Efek samping yang ringan pada saluran pencernaan dilaporkan pada beberapa pasien. Reaksi alergi.
Interaksi Obat:
Kombinasi ambroksol dengan obat-obatan lain dimungkinkan, terutama yang berhubungan dengan sediaan yang digunakan sebagai obat standar untuk sindroma bronkitis (glikosida jantung, kortikosterida, bronkapasmolitik, diuretik dan antibiotik).
Perhatian:
Pemakaian pada kehamilan trimester pertama tidak dianjurkan.
Pemakaian selama menyusui keamanannya belum diketahui dengan pasti.
Cara Penyimpanan:
Simpan pada suhu kamar (di bawah suku 30 derajat Celcius) dan tempat kering, terlindung dari cahaya
GABAPENTIN
Gabapentin adalah suatu antikonvulsan atau anti kejang. Obat ini meningkatkan jumlah gamma-aminobutyric acid (GABA) di otak. Beberapa serangan epilepsi terjadi ketika GABA di dalam otak berada dalam tingkat yang rendah. Dengan meningkatkan jumlah GABA, gabapentin mengurangi jumlah kejang.
Gabapentin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit untuk kondisi tertentu dalam sistem saraf. Obat ini tidak digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan atau arthritis. Produk ini tersedia dalam bentuk sediaan Kapsul, Tablet, dan Larutan.
Indikasi
Gabapentin diberikan dalam dosis terbagi, bersama dengan makanan atau dalam keaadaan perut kosong, dengan interval pemberian tidak boleh lebih dari 12 jam dari satu pemberian ke pemberian berikutnya. Sedangkan untuk tablet Gabapentin extended-release diberikan satu kali perhari dan sebaiknya diberikan sekitar jam 5 sore bersama dengan makanan. Gabapentin extended-release dikonsumsi dengan cara ditelan, dan tidak boleh dikunyah atau dijadikan bentuk puyer.
Gabapentin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit untuk kondisi tertentu dalam sistem saraf. Obat ini tidak digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan atau arthritis. Produk ini tersedia dalam bentuk sediaan Kapsul, Tablet, dan Larutan.
Indikasi
- Gabapentin digunakan untuk membantu mengendalikan kejang-kejang dalam pengobatan epilepsi.
- Gabapentin juga digunakan pada orang dewasa untuk mengelola kondisi yang disebut postherpetic neuralgia, nyeri yang terjadi setelah 'herpes zoster', dengan cara mengubah alur sensasi tubuh terhadap rasa nyeri.
- Tablet Gabapentin extended-release juga digunakan untuk mengobati kondisi yang disebut Restless Legs Syndrome (RLS), yaitu gangguan neurologis yang mempengaruhi sensasi dan gerakan di kaki sehingga kaki terasa tidak nyaman. Hal ini menghasilkan perasaan yang tak tertahankan ingin menggerakkan kaki agar merasa nyaman. Mekanisme yang terjadi sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti.
- Kadang-kadang Gabapentin juga digunakan pada pengelolaan nyeri akibat neuropti diabetik
- Mencegah dan mengobati terjadinya rasa panas akibat pemberian kemoterapi pada penderita Ca mammae.
- Gabapentin juga bekerja untuk menghilangkan rasa sakit untuk kondisi tertentu dalam sistem saraf, tidak digunakan untuk nyeri yang disebabkan oleh cedera ringan atau arthritis.
Dosis dan Cara Pemberian
Gabapentin diberikan dalam dosis terbagi, bersama dengan makanan atau dalam keaadaan perut kosong, dengan interval pemberian tidak boleh lebih dari 12 jam dari satu pemberian ke pemberian berikutnya. Sedangkan untuk tablet Gabapentin extended-release diberikan satu kali perhari dan sebaiknya diberikan sekitar jam 5 sore bersama dengan makanan. Gabapentin extended-release dikonsumsi dengan cara ditelan, dan tidak boleh dikunyah atau dijadikan bentuk puyer.
Untuk epilepsi:
- Usia > 12 tahun: Pada awalnya, diberikan 300 mg tiga kali per hari. Selanjutnya, dosis disesuaikan dengan kebutuhan. Namun, dosis biasanya tidak lebih dari 1800 mg per hari.
- Usia 3 - 12 tahun : Dosis didasarkan pada berat badan. Dosis awal adalah 10 sampai 15 mg per kg berat badan per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Dosis akan disesuaikan dosis yang diperlukan. Dosis umum untuk anak-anak 5 tahun ke atas adalah 25 sampai 35 mg per kg berat badan per hari, dibagi menjadi tiga dosis. Dosis umum untuk anak-anak 3 dan 4 tahun adalah 40 mg per kg berat badan per hari, dibagi menjadi tiga dosis.
- Usia < 3 tahun : Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.
Untuk postherpetic neuralgia:
- Dewasa : Pada awalnya, 300 mg diambil sebagai dosis tunggal pada hari ke-1. Pada hari ke-2, 300 mg dua kali per hari. Pada hari ke-3, 300 mg tiga kali per hari. Jadi pada pemberian Gabapentin Dokter dapat menyesuaikan dosis yang diperlukan. Namun, dosis biasanya tidak lebih dari 1800 mg per hari.
- Anak : Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter Anda.
Untuk Restless Legs Syndrome:
- Dewasa : 600 mg sekali sehari untuk diminum bersama pada makanan pagi hari. Dokter dapat menyesuaikan dosis yang diperlukan. Namun, dosis biasanya tidak lebih dari 1200 mg per hari.
- Anak : Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter Anda.
Efek Samping
- Penglihatan kabur
- Gejala flu
- Delusi
- Pikun
- Suara serak
- Kurangnya atau hilangnya kekuatan
- Tulang belakang nyeri
- Pembengkakan pada tangan, atau kaki bagian bawah
- Gemetar atau bergetar
PARACETAMOL
Indikasi:
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase.tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
Deskripsi:
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik/analgesik
Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.
Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.
AMOXICILIN
Fungsi Obat Amoxilin
Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.
Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.
Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.
Interaksi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Peringatan dan Perhatian:
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.
Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.
Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.
Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.
Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.
Interaksi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.
Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.
Peringatan dan Perhatian:
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
Rabu, 03 Desember 2014
AMIODARON
Fungsi Obat AMIODARON
Indikasi:
Gangguan ritme atrrium, nodus dan ventrikel. Gangguan ritme yang berkaitan dengan sindroma Wolf Parkinson-White.
Kontra Indikasi:
Sinus bradikardia, blo[,SA (sino-atrial) , blok AV (atrioventrikuler) , Sick"sinus Syndrome , gangguan fungsi tiroid, wanita hamil dan menyusui.
Perhatian
Monitor tekanan darah, fungsi tfuoid, fungsi hati secara teratur. Hati-hati pada tekanan darah tinggi, insufisiensi pemafasan berat , kardiomiopati dan payah jantung.
Deskripsi:
Merupakan obat antiaritmia dari klas III, yang mekanisme kedanya memanjangkan repolarisasi. Amiodaron diabsorbsi secara lambat dan tidak sempurna pada pemberian oral, kadar puncak tercapai setelah 5-6 jam. Amiodaron terikat pada jaringan dan dimetabolisme secara lambat dihati. Waktu paruhnya panjang, yaitu 25-60 hari.Karena memerlukan beberapa bulan untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis awal
(loading dose) selama 8-10 hari dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan. Pengobatan dinilai setelah 2-8 rninggu; dan diteruskan bila aritrnia ventrikel tidak dapat dilbangkitkan lagi.
Dosis
Karena memerlukan waktu untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis awal (loading dose)
Tablet: 600mg/hari selama 8-10 hari
Infus: 5mg/kgBB dengan infus kira2 20 menit-2 jam
dapat diulang}-3xlhai
Dosis pemeliharaan:
Tablet: 100-400mg/hari
Infus: 10-20mg&gBBl24jam
Monitor tekanan darah, fungsi tfuoid, fungsi hati secara teratur. Hati-hati pada tekanan darah tinggi, insufisiensi pemafasan berat , kardiomiopati dan payah jantung.
Efek samping
Mikrodeposit pada kornea, fotosensitisasi & pigmentasi. Hiper atau hipotiroidi, gangguan saluran cerna , sakit kepala.
Interaksi Obat
Amiodaron meningkatkan kadar dan efek digoksin, warfarin/antikoagulan, kuinidin, prokainamid, fenitoin, enkainid, flekainid dan diltiazem.
Meningkatkan kecenderungan bradikardia, henti sinus dan penghambatan AV bila diberikan bersama-sama obat penyekat beta atau penghambat kanal Ca. Laksatif, kortikosteroid sistemik.
Karena eliminasinya lambat, gejala interaksi, dapat bertahan selama beberapa minggu setelah obat dihentikan
Nama 0bat dan Produsen Amiodaron:
CORDARON (Sanofi Synthelabo) , KENDARONE (Darya Varia) , TIARYT (Fahrenheit)
Indikasi:
Gangguan ritme atrrium, nodus dan ventrikel. Gangguan ritme yang berkaitan dengan sindroma Wolf Parkinson-White.
Kontra Indikasi:
Sinus bradikardia, blo[,SA (sino-atrial) , blok AV (atrioventrikuler) , Sick"sinus Syndrome , gangguan fungsi tiroid, wanita hamil dan menyusui.
Perhatian
Monitor tekanan darah, fungsi tfuoid, fungsi hati secara teratur. Hati-hati pada tekanan darah tinggi, insufisiensi pemafasan berat , kardiomiopati dan payah jantung.
Deskripsi:
Merupakan obat antiaritmia dari klas III, yang mekanisme kedanya memanjangkan repolarisasi. Amiodaron diabsorbsi secara lambat dan tidak sempurna pada pemberian oral, kadar puncak tercapai setelah 5-6 jam. Amiodaron terikat pada jaringan dan dimetabolisme secara lambat dihati. Waktu paruhnya panjang, yaitu 25-60 hari.Karena memerlukan beberapa bulan untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis awal
(loading dose) selama 8-10 hari dan dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan. Pengobatan dinilai setelah 2-8 rninggu; dan diteruskan bila aritrnia ventrikel tidak dapat dilbangkitkan lagi.
Dosis
Karena memerlukan waktu untuk mencapai efek penuh, diperlukan dosis awal (loading dose)
Tablet: 600mg/hari selama 8-10 hari
Infus: 5mg/kgBB dengan infus kira2 20 menit-2 jam
dapat diulang}-3xlhai
Dosis pemeliharaan:
Tablet: 100-400mg/hari
Infus: 10-20mg&gBBl24jam
Monitor tekanan darah, fungsi tfuoid, fungsi hati secara teratur. Hati-hati pada tekanan darah tinggi, insufisiensi pemafasan berat , kardiomiopati dan payah jantung.
Efek samping
Mikrodeposit pada kornea, fotosensitisasi & pigmentasi. Hiper atau hipotiroidi, gangguan saluran cerna , sakit kepala.
Interaksi Obat
Amiodaron meningkatkan kadar dan efek digoksin, warfarin/antikoagulan, kuinidin, prokainamid, fenitoin, enkainid, flekainid dan diltiazem.
Meningkatkan kecenderungan bradikardia, henti sinus dan penghambatan AV bila diberikan bersama-sama obat penyekat beta atau penghambat kanal Ca. Laksatif, kortikosteroid sistemik.
Karena eliminasinya lambat, gejala interaksi, dapat bertahan selama beberapa minggu setelah obat dihentikan
Nama 0bat dan Produsen Amiodaron:
CORDARON (Sanofi Synthelabo) , KENDARONE (Darya Varia) , TIARYT (Fahrenheit)
Rabu, 29 Oktober 2014
Manfaat Mycoral Untuk Obat Penyakit Panu
Mycoral adalah obat luar produksi Kalbe Farma.
Manfaat Mycoral adalah untuk mengobati penyakit kulit gatal seperti panu, kadas, kudis, kurap atau infeksi jamur seperti infeksi jamur sistemik: histoplasmosis,blastomikosis,parakokidioidomikosis, kokidioidomikosis, kandidiasis sistemik serta kandidiasis mukokutaneus kronik yang tidak responsif terhadap nistatin dan obat-obat lain.
Dosis aturan pakai:
Manfaat Mycoral adalah untuk mengobati penyakit kulit gatal seperti panu, kadas, kudis, kurap atau infeksi jamur seperti infeksi jamur sistemik: histoplasmosis,blastomikosis,parakokidioidomikosis, kokidioidomikosis, kandidiasis sistemik serta kandidiasis mukokutaneus kronik yang tidak responsif terhadap nistatin dan obat-obat lain.
Dosis aturan pakai:
- Untuk dewasa: 1 x sehari 200 mg (1 tablet), dosis dapat ditingkatkan menjadi 1 x sehar� 400 mg (2 tablet).
- Untuk anak-anak diatas 2 tahun : 3,3 � 6,6 mg/kg berat badan per hari (dosis tunggal).
- Bisa timbul: mual dan atau muntah kemungkinannya kurang lebih 3%, bisa timbul sakit perut kemungkinannya kurang lebih 1,2% serta gatal kemungkinannya kurang lebih 1,5%. \
- Anafilaksis dan hipersensitif pernah dilaporkan.
Manfaat Obat Asiklovir Untuk Mengobati Penyakit Virus Herpes
Asiklovir atau juga asikloguanosin adalah obat untuk mengobati penyakit virus herpes simplex, herpes zoster, virus Epstein-Barr, serta sitomegalovirus. Biasanya akibat dari penyakit virus herpes ini kulit rasanya gatal dan sedikit pegal serta bernanah.
Namun demikian fungsi dan kegunaan asiklovir juga untuk menyembuhkan herpes zoster, gejala-gejala cacar air (varisela), infeksi virus herpes pada genital, kulit, otak, dan membran mukosa (bibir dan mulut), serta infeksi virus herpes pada neonatus.
Asiklofir ada yang berjenis Salep/krim dan Tablet, pada dasarnya mempunyai kegunaan yang sama.
Namun demikian fungsi dan kegunaan asiklovir juga untuk menyembuhkan herpes zoster, gejala-gejala cacar air (varisela), infeksi virus herpes pada genital, kulit, otak, dan membran mukosa (bibir dan mulut), serta infeksi virus herpes pada neonatus.
Asiklofir ada yang berjenis Salep/krim dan Tablet, pada dasarnya mempunyai kegunaan yang sama.
Cara Pemakaian: Untuk yang salep/krim dioleskan pada bagian yang sakit secara tipis sehari 4-6 kali atau secukupnya.
"Baca aturan pakai jika sakit berlanjut hubungi dokter".
Efek samping:1. Asiklofir Salep/krim: kulit terasa kering dan sedikit hangat
2. Asiklofir tablet: kepala pusing, diare dan jika di konsumsi melebihi dosis berlebihan pernah ada laporan bisa terjadi kerusakan pada ginjal.
Asiklofir juga bisa untuk mengobati penyakit Lowang dan dampa (Bahasa Jawa).
Manfaat Bioplacenton Untuk Mengobati Luka Bakar
Bioplacenton adalah obat salep luar produksi Kalbe Farma.
Manfaat Bioplacenton adalah obat untuk mengobati luka bakar dan lain-lain. Selain luka bakar kegunaan/fungsi Bioplacenton adalah bisa untuk mengobati tukak kronik, penyembuhan lambat dari luka, tukak dekubital, ekzem pyoderma, impetigo, furunkulosis, luka yang timbul nanah dan infeksi kulit lainnya. Serta bisa untuk menyembuhkan belang hitam bekas luka pada kulit.
Komposisi Bioplacenton adalah ekstrak placenta untuk regenerasi kulit dan neomycin sulfate sulfate sebagai anti kuman.
Cara Pemakaian:
Dioleskan pada kulit yang terinfeksi 4 - 6 kali sehari secara tipis.
Dioleskan pada kulit yang terinfeksi 4 - 6 kali sehari secara tipis.
Bioplacenton rasanya sejuk dan dingin jika dioleskan pada luka. Biasanya bioplasenton selalu di siapkan di kotak obat.
Bioplacenton untuk jerawat
Salep Bioplacenton juga bisa untuk mengobati bekas jerawat dengan cepat ampuh dan mujarab. Jika wajah anda sudah mulai terlihat tanda-tanda akan ada tumbuh jerawat anda bisa oleskan sedikit saja/secukupnya pada jerwat anda, jika cocok jerwawat anda akan kempes dan segera sembuh. Demikian juga jika ada luka bekas jerawat di wajah anda yang masih tergolong baru, caranya adalah segera oleskan bioplacenton seperlunya saja pada luka, hasilnya luka bekas jerawat di wajah anda bisa sembuh dan tidak menjadi belang.
Obat cream bioplacenton juga bisa untuk menghilangkan bekas luka dengan cara dioleskan secukupnya secara rutin.
Bioplacenton untuk jerawat
Salep Bioplacenton juga bisa untuk mengobati bekas jerawat dengan cepat ampuh dan mujarab. Jika wajah anda sudah mulai terlihat tanda-tanda akan ada tumbuh jerawat anda bisa oleskan sedikit saja/secukupnya pada jerwat anda, jika cocok jerwawat anda akan kempes dan segera sembuh. Demikian juga jika ada luka bekas jerawat di wajah anda yang masih tergolong baru, caranya adalah segera oleskan bioplacenton seperlunya saja pada luka, hasilnya luka bekas jerawat di wajah anda bisa sembuh dan tidak menjadi belang.
Obat cream bioplacenton juga bisa untuk menghilangkan bekas luka dengan cara dioleskan secukupnya secara rutin.
Manfaat obat Sagestam Tetes Mata 3 mg/ml Tetes Mata 5 ml
Sagestam tetes mata adalah obat tetes untuk mengobati sakit pada mata yang di produksi oleh Sanbe Vision.
Komposis: Gentamicin sulfate
Manfaat obat Sagestam Tetes Mata:
Sagestam untuk mengobati infeksi pada mata yang disebabkan oleh virus ataupun jamur.
Aturan pakai:
Teteskan 1sampai 2 tetes pada mata yang terinfeksi 6 kali sehari
Efek samping: Bisa terjadi iritasi mata.
Kemasan Sagestam tetes mata: 3 mg/mL x 5 mL x 1
Komposis: Gentamicin sulfate
Manfaat obat Sagestam Tetes Mata:
Sagestam untuk mengobati infeksi pada mata yang disebabkan oleh virus ataupun jamur.
Aturan pakai:
Teteskan 1sampai 2 tetes pada mata yang terinfeksi 6 kali sehari
Efek samping: Bisa terjadi iritasi mata.
Kemasan Sagestam tetes mata: 3 mg/mL x 5 mL x 1
Label:
Obat Sakit Mata,
Sagestam,
Sagestam Tetes Mata
Manfaat Sagestam Untuk Mengobati Penyakit Kulit
Sagestam adalah obat luar, obat salep krim untuk kulit yang terkena infeksi
Manfaat Sagestam:
Obat Salep krim Sagestam untuk mengobati Penyakit :
Manfaat Sagestam:
Obat Salep krim Sagestam untuk mengobati Penyakit :
- Infeksi kulit primer : folikulitis superfisial, furunkulosis, impetigo kontagiosa, pioderma gangrenosa.
- Infeksi kulit sekunder : dermatitis eksimatus infeksiosa, akne pustularis, psoriasis pustular, dermatitis seborheik terinfeksi, dermatitis kontak.
- Salep krim Sagestam dioleskan secara hati-hati di bagian kulit yang terkena infeksi (3-4 kali sehari)
- Jika boleh, pada bagian kulit yang terinfeksi bisa ditutup dengan pembalut yang tipis
- Untuk impetigo kontagiosa, krusta harus dihilangkan terlebih dahulu sebelum menggunakan krim Sagestam.
Langganan:
Postingan (Atom)