Fungsi Obat DIAGLIME 3mg
Komposisi
Tiap tablet mengandung:
Glimepiride ..................................... 3 mg
Farmakologi
Glimepiride adalah obat penurun kadar glukosa darah oral dari golongan sulfonylurea. Rumus kimia glimepiride adalah 1-[]p-[2-(3- ethyl -4- methyl -2-oxo-3- pyrroline -1-carboxamido) ethyl]phenyl[sulfonyl]-3-(trans-4-methylcyclohexyl)urea. Mekanisme kerja glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah tergantung pada rangsangan pelepasan insulin oleh sistem fungsional sel beta pankreas. Glimepiride efektif sebagai terapi awal. Pasien dengan monoterapi glimepiride atau metformin tidak menghasilkan kontrol gula darah yang adekuat, kombinasi glimepiride dengan metformin mungkin dapat memberikan efek sinergis dikarenakan kedua obat tersebut bekerja memperbaiki toleransi glukosa melalui mekanisme kerja yang berbeda.
Farmakodinamik :
Pada tubuh manusia sehat, efek penurunan kadar glukosa ringan nampak setelah pemberian dosis oral tunggal pada dosis rendah 0.5 � 0.6 mg. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek yang maksimum adalah sekitar 2 hingga 3 jam.
Farmakokinetik
Glimepiride peroral dapat diabsorpsi sempurna (100%) pada sistem pencernaan. Penelitian pada pasien normal yang mendapat dosis tunggal per oral dan pada pasien NIDDM yang mendapat dosis berulang menunjukkan hasil yang bermakna pada absorpsi glimepiride yaitu dapat dicapai dalam 1 jam setelah pemberian dan kadar puncak obat (C max) dapat dicapai pada 2 hingga 3 jam. Bila glimepiride diberikan pada saat makan, T max rata-rata (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai C max) sedikit meningkat (12%) dan C max rata-rata dan AUC (area under curve) sedikit menurun (berturut-turut 8% dan 9%). Glimepiride dimetabolisme secara sempurna melalui biotransformasi oksidatif setelah pemberian dosis oral. Metabolit utama adalah turunan cyclohexyl hydroxy methyl (M1) dan turunan carboxyl (M2). Sitokrom P450 II C9 ikut terlibat dalam biotransformasi glimepiride menjadi M1. M1 kemudian dimetabolisme menjadi M2 oleh satu atau beberapa enzim sitosolik, M1, tetapi tidak M2, mempengaruhi 1/3 dari aktivitas farmakologi dibandingkan dengan senyawa induknya pada contoh yang dilakukan pada hewan.
Indikasi
Diaglime� diindikasikan untuk diabetes mellitus tidak tergantung insulin (tipe II), yang kadar gula darahnya tidak bisa terkontrol secara adekuat hanya dengan diet yang cukup, olahraga dan penurunan berat badan.
Dosis dan Cara Pemberian
Pada prinsipnya, dosis Diaglime� ditentukan oleh kadar gula darah yang diinginkan. Dosis Diaglime� dimulai dari dosis terendah yang cukup untuk mencapai kontrol metabolik yang diinginkan. Pengobatan dengan Diaglime� harus diawali dan dimonitor oleh dokter. Diaglime� harus dimakan pada saat yang tepat dan sesuai dengan dosis yang telah diresepkan. Bila terjadi kesalahan, seperti lupa minum obat, tidak boleh dikoreksi dengan menaikkan dosis. Tindakan untuk mengatasi kesalahan seperti itu (khususnya lupa minum obat atau lupa makan) atau pada situasi dimana obat tidak bisa diminum pada saatnya, perlu didiskusikan dan disetujui oleh dokter dan pasien sebelumnya. Dokter harus memberitahukan segera bila dosis yang diberikan terlalu tinggi atau dosis obat yang diberikan berlebih.
Dosis awal dan pemeliharaan tergantung hasil pemeriksaan darah dan urin. Pengawasan kadar gula darah dan urin juga untuk mengetahui adanya kegagalan terapi primer maupun sekunder.
1. Dosis awal dan dosis titrasi: Dosis awal Diaglime� biasanya adalah 1 mg sekali sehari. Bila perlu, dosis harian dapat ditingkatkan. Setiap peningkatan dosis harus berdasarkan pada monitor kadar gula darah yang teratur, dan sebaiknya secara bertahap, misalnya pada interval 1 hingga 2 minggu dan dilanjutkan secara bertahap, yaitu dari 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg ,6 mg kecuali pada dosis 8 mg. Rentang dosis pada pasien dengan diabetes terkontrol : dosis Diaglime� adalah 1 hingga 4 mg perhari. Hanya beberapa pasien yang mendapat manfaat dari dosis 6 mg perhari.
Pembagian dosis : waktu dan pembagian dosis ditetapkan oleh dokter, dengan pertimbangan gaya hidup pasien. Normalnya, dosis tunggal glimepiride cukup. Obat sebaiknya diminum secepatnya sebelum makan pagi, jangan meninggalkan makan selama pengobatan dengan glimepiride.
2. Penyesuaian dosis sekunder: Seiring perbaikan kontrol diabetes, sensitivitas insulin akan meningkat sehingga kebutuhan glimepiride akan menurun. Untuk mencegah hipoglikemi, perlu dipertimbangkan penurunan dosis secara teratur atau penghentian terapi Diaglime�. Penyesuaian dosis juga dipertimbangkan jika terjadi perubahan berat badan atau pola hidup pasien, atau muncul faktor-faktor lain yang dapat mengakibatkan pasien menjadi hipoglikemi atau hiperglikemia. Lamanya pengobatan: Pengobatan dengan Diaglime� biasanya merupakan pengobatan jangka panjang. Perubahan dari obat antidiabetes lain ke Glimepiride : tidak ada hubungan dosis antara glimepiride dan obat penurun gula darah oral lain. Dosis awal glimepiride pada penggantian dengan obat lain dengan glimepiride adalah 1 mg; hal ini berlaku bahkan pada perubahan dosis maksimum obat penurun gula darah lain. Setiap peningkatan dosis glimepiride harus sesuai dengan petunjuk di atas (lihat bagian dosis awal dan dosis titrasi).
Pertimbangkan potensi dan lama kerja obat penurun gula darah sebelumnya. Penting dilakukan penghentian pengobatan untuk menghindari efek aditif yang dapat meningkatkan resiko hipoglikemia. Efektivitas jangka panjang dimonitor dengan pemeriksaan kadar Hb-A1c, misalnya setiap 3 � 6 bulan. Pemberian glimepiride jangka pendek mungkin cukup selama periode tak terkontrol pada pasien yang biasanya terkontrol baik dengan diet dan olah raga. Pemberian Glimepiride tablet harus ditelan tanpa dikunyah dan dengan sejumlah cairan yang cukup (kira-kira � gelas).
Peringatan dan Perhatian
1. Pada minggu-minggu awal pengobatan, resiko hipoglikemia dapat meningkat dan dibutuhkan pengawasan yang ketat. Faktor yang mendukung terjadinya hipoglikemia antara lain :
- pasien kurang kooperatif (terutama pasien usia lanjut);
- kurang gizi, jadwal makan yang tak teratur atau selama puasa;
- ketidakseimbangan aktivitas fisik dan asupan karbohidrat;
- pengaruh diet;
- konsumsi alkohol, terutama jika pasien tidak makan;
- penurunan fungsi ginjal;
- penurunan fungsi hati berat;
- overdosis glimepiride;
- kelainan sistem endokrin yang mempengaruhi metabolisme karbohidrat atau pengaturan hipoglikemia (seperti kelainan fungsi tiroid dan pada hipofise anterior atau insufisiensi adrenokortikal);
- pemberian bersama obat tertentu lainnya.
2. Dokter harus mengetahui tentang faktor-faktor tersebut dan tentang episode hipoglikemia, karena hal ini membutuhkan pengawasan ketat.
3. Jika terdapat faktor-faktor resiko hipoglikemia, dilakukan penyesuaian dosis glimepiride atau terapi keseluruhan. Hal ini juga diterapkan jika terjadi penyakit selama terapi atau terjadi perubahan gaya hidup pasien. Gejala-gejala hipoglikemia yang nampak pada pengaturan adrenergik tubuh (lihat bagian Efek Samping) dapat lebih ringan bahkan tidak ada pada keadaan dimana hipoglikemia terjadi secara bertahap, pada pasien usia lanjut, dan pada pasien dengan neuropati otonom atau pasien yang mendapat terapi penghambat beta, clonidine, reserpine, guanethidine atau obat simpatolitik.
4. Hipoglikemi hampir selalu dapat diatasi dengan asupan karbohidrat segera (glukosa atau gula, misalnya potongan gula, jus buah manis, atau teh manis). Untuk itu, pasien harus membawa minimal 20 gram gula setiap saat. Mereka mungkin
tidak efektif dalam mengontrol hipoglikemia.
5. Telah diketahui dari sulfonylurea lain bahwa walaupun pada awalnya hipoglikemia berhasil diatasi, hipoglikemia dapat berulang. Dengan demikian observasi ketat perlu dilakukan terus menerus. Hipoglikemi berat membutuhkan penanganan segera dan pemantauan oleh dokter, dan pada beberapa keadaan, perlu perawatan di rumah sakit.
6. Jika dirawat oleh dokter yang berbeda (misalnya dirawat di rumah sakit, setelah kecelakaan, sakit saat berlibur), pasien harus menjelaskan kondisi diabetes mereka dan pengobatan sebelumnya.
7. Pada keadaan tertentu (seperti trauma, pembedahan, infeksi dengan demam) kontrol glukosa darah mungkin terganggu, dan mungkin dibutuhkan perubahan terapi sementara dengan insulin.
8. Selama pengobatan dengan glimepiride, kadar glukosa darah puasa dan glukosa urin puasa harus diperiksa secara teratur, juga proporsi hemoglobin glikosilat. Biasanya dilakukan setiap 3-6 bulan untuk menilai kontrol glukosa jangka panjang.
9. Penggunaan pada anak-anak : keamanan dan efektivitas pada anak-anak belum diketahui.
10. Kewaspadaan dan reaksi dapat terganggu karena hipo atau hiperglikemia, terutama saat memulai atau setelah perubahan pengobatan atau saat glimepiride tidak diminum secara teratur. Misalnya, dapat mempengaruhi kemampuan menjalankan kendaraan atau mesin.
Efek Samping
1. Pernah dilaporkan terjadinya muntah, nyeri pada saluran pencernaan dan diare. Pada kasus-kasus tertentu, dapat terjadi peningkatan kadar enzim hati. Pada suatu hal yang spesifik, penggunaan sulfonylurea dilaporkan dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati (misalnya dengan kolestasis dan jaundice), termasuk hepatitis yang dapat menimbulkan kerusakan hati.
2. Reaksi alergi pada kulit, misalnya pruritus, erythema, urtikaria dan erupsi makulopapular atau morbiliform ditemukan kurang dari 1% dari pasien yang diobati dengan sulfonylurea. Penggunaan obat-obat sulfonylurea dilaporkan juga menimbulkan porphyria cutane tarda, reaksi fotosensitivitas dan vasculitis alergi.
3. Lekopenia, agranulositosis, thrombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik, dan pansitopenia juga dilaporkan.
4. Kasus hyponatremia dilaporkan pada penggunaan glimepiride dan obat-obat golongan sufonylurea lainnya, lebih sering terjadi pada pasien yang sedang menjalani pengobatan lainnya atau memiliki kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan
hyponatremia atau peningkatan hormon antidiuretik.
5. Gangguan akomodasi dan/atau pandangan kabur mungkin ditemukan pada penggunaan glimepiride. Hal ini diperkirakan karena perubahan kadar glukosa darah dan mungkin akan semakin parah ketika terapi dimulai. Berdasarkan pengalaman dengan glimepiride dan apa yang diketahui dari sulfonylurea
lain, efek samping berikut harus diperhatikan :
- Hipoglikemia : akibat penurunan gula darah oleh glimepiride, hipoglikemia dapat terjadi dan mungkin dalam jangka waktu lama. Gejala hipoglikemia antara lain sakit kepala, lapar berlebihan, mual, muntah, kelelahan, mengantuk dan gangguan tidur, gelisah, agresif, penurunan konsentrasi, penurunan kewaspadaan dan reaksi, depresi, kebingungan, gangguan bicara, afasia, gangguan penglihatan, tremor, parese, gangguan sensoris, pusing, rasa tak berdaya, kehilangan kontrol diri, delirium, konvulsi serebral, somnolen dan kehilangan kesadaran sampai koma, pernapasan dangkal dan bradikardi. Selain itu, dapat muncul tanda pengaturan adrenergik seperti berkeringat, kulit lembab, ansietas, takikardi, hipertensi, palpitasi,
angina pektoris dan aritmia jantung. Gambaran klinis hipoglikemi berat dapat mirip dengan gejala stroke. Jika hipoglikemia terkoreksi, semua gejala tersebut di atas menghilang.
- Saluran cerna : Kadang-kadang, gejala saluran cerna berikut dapat terjadi : mual, muntah, sensasi tekan atau rasa penuh pada epigastrum, nyeri abdomen dan diare. Pada kasus tertentu, kadar enzim hati dapat meningkat, dan penurunan fungsi hati (seperti kolestasis dan jaundice) dan hepatitis dapat terjadi yang dapat mengakibatkan gagal hati. Karena beberapa efek samping seperti hipoglikemia berat, perubahan tertentu pada darah, alergi berat dan reaksi pseudoalergi, atau gagal hati, pada keadaan tertentu dapat mengancam hidup. Jika reaksi berat seperti ini terjadi, harus segera lapor ke dokter atau menghentikan pemakaian obat.
Kontraindikasi
Diaglime� dikontraindikasikan pada pasien-pasien :
1. Hipersensitif terhadap obat tersebut, obat-obat golongan sulfonamida yang lain atau bahan-bahan tambahan lain (yang menimbulkan resiko reaksi hipersensitif).
2. Dengan ketoacidosis diabetes, dengan atau tanpa koma. Keadaan seperti ini harus diatasi dengan insulin.
3. Wanita hamil atau wanita menyusui sebab glimepiride dapat membahayakan bayi. Sebaiknya diganti dengan insulin.
Overdosis
Overdosis obat-obat golongan sulfonylurea, termasuk glimepiride, dapat menyebabkan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia ringan tanpa kehilangan kesadaran atau gejala neurologik harus diobati secara cepat dengan obat glukosa oral dan penyesuaian dosis obat dan/atau cara diet. Pengawasan ketat harus terus dilakukan hingga dokter memastikan pasien sudah tidak dalam bahaya. Reaksi hipoglikemia berat dengan koma, kejang, atau kerusakan neurologi lainnya jarang terjadi, tetapi penanganan medis dalam keadaan darurat memerlukan perawatan di rumah sakit.
Interaksi Obat
1. Potensiasi efek penurunan kadar gula darah yang dapat menimbulkan hipoglikemia terjadi jika glimepiride digunakan bersama dengan obat berikut : insulin dan oral antidiabetik lainnya, ACE inhibitor, allopurinol, anabolic steroid dan hormon sex pria, chloramphenicol, turunan coumarin, cyclophosphamide, disopyramide, fenfluramine, fenyramidol, fibrate, fluoxetine, guanethidine, ifosfamide, MAO inhibitor, miconazole, para-aminosalicylic acid, pentoxifylline (dosis tinggi parenteral), phenylbutazone, azapropazone, oxyphenbutazone, probenecid, golongan quinolon, salicylate, sulfinpyrazone, sulfonamide, tetracycline, tritoqualine, trofosfamide.
2. Melemahnya efek obat dalam menurunkan kadar gula darah, sehingga kadar gula dalam darah meningkat dapat terjadi pada penggunaan bersama dengan obat-obat acetazolamide, barbiturate, kortikosteroid, diaoxide, diuretik, epinephrine (adrenaline) dan obat simpatomimetik lainnya, glukagon, laksatif, asam nikotinat (dalam dosis tinggi), hormon estrogen dan progesteron, phenothiazine, phenitoin, rifampicin, hormon tiroid.
3. Antagonis reseptor H2, clonidin dan reserpine dapat menyebabkan potensiasi atau melemahnya efek penurunan kadar gula darah.
4. Obat-obat beta blocker menurunkan toleransi glukosa. Pada pasien dengan diabetes mellitus, hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kontrol metabolik. Selain itu, beta bloker dapat meningkatkan kecenderungan terjadinya hipoglikemi (karena kerusakan fungsi pengaturan).
5. Karena pengaruh obat-obat simpatolitik seperti beta blocker, clonidine, guanethidine dan reserpine tanda-tanda pengaturan adrenergik terhadap hipoglikemia mungkin berkurang atau tidak ada.
6. Belum dapat dipastikan apakah penggunaan alkohol akut dan kronik dapat meningkatkan atau melemahkan efek glimepiride dalam menurunkan kadar glukosa darah.
7. Efek golongan coumarin mungkin dapat ditingkatkan atau diturunkan.
Kemasan
Dus, berisi 2 blister x 15 tablet @ 3 mg Reg. No. DKL0604425610C1
Penyimpanan
Simpan pada suhu kamar (di bawah suhu 30�C).
Lindungi dari cahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar