Rifampicin merupakan antibiotik semisintetik yang mempunyai efek bakterisid terhadap mikobakteri dan organisme Gram positif. Pada dosis tinggi juga efektif terhadap organisme Gram negatif. Mekanisme kerja Rifampicin dengan menghambat sintesa RNA dari mikobakterium. |
|
Indikasi : |
- Untuk pengobatan tuberkulosa dalam kombinasi dengan antituberkulosa lain.
- Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengan senyawa leprotik lain.
|
|
.: Kontra Indikasi :. |
Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. � Penderita jaundice, porfiria. |
|
.: Dosis :. |
Sebaiknya obat diminum 30 menit-1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Diberikan dalam dosis tunggal . Tuberkulosa :
- Dewasa : Berat badan = 50 kg : 600 mg sehari. Berat badan < 50 kg : 450 mg sehari. Untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg /Kg BB.
- Anak-anak (sampai usia 12 tahun) : 10 - 20 mg/Kg BB (jangan melebihi 600 mg sehari).
Lepra :
- Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg/kg BB.
- Dosis lazim pasien dengan berat 50 kg atau lebih adalah 600 mg perbulan dan dengan berat badan kurang dari 50 kg adalah 450 mg perbulan.
|
|
Efek Samping : |
- Gangguan gastrointestinal dan gangguan fungsi hati.
- Pernah dilaporkan timbulnya ikterus, purpura, reaksi kepekaan kulit.
- Trombositopenia, leukopenia.
- Dapat terjadi abdominal distress (ketidaknyamanan pada perut) dan pernah dilaporkan terjadinya kolitis pseudo membran
- Juga pernah dijumpai keluhan-keluhan seperti influenza (flu syndrome), demam, nyeri otot dan sendi.
|
|
Over Dosis : |
Bila terjadi overdosis, lakukan pengosongan lambung segera dan berikan pengobatan seperlunya. |
|
Peringatan dan Perhatian : |
- Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan.
- Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan fungsi hati dan hitung jenis darah secara periodik
- Apabila ada tanda-tanda komplikasi serius, seperti gagal ginjal, anemia hemolitik, thrombositopenia atau kelainan fungsi hati maka pengobatan harus dihentikan.
- Keamanan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui belum jelas diketahui.
- Rifampicin menyebabkan warna urin, feses, air mata, air ludah, keringat menjadi kemerah-merahan terutama pada permulaan pengobatan, sehingga perlu diberitahukan sebelumnya kepada pasien.
- Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa kontak yang lunak.
|
|
Interaksi Obat : |
- Rifampicin menurunkan respons antikoagulansia, antidiabetik, kinidin, preparat digitalis, kortikosteroid, siklosporin, fenitoin, analgesik.
- Penggunaan bersama PAS akan menghambat absorbsi, sehingga harus ada selang waktu 8 -12 jam.
- Rifampicin mengganggu efektivitas absorbsi tolbutamid, ketoconazole.
|
|
Lain-lain : |
Penyimpanan: Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar