Kumis Kucing merupakan salah satu tanaman untuk bahan obat tradisional asam urat yang cukup terkenal di Indonesia. Selain itu, Kumis Kucing (Orthosiphon Aristatus) juga digunakan untuk menanggulangi berbagai penyakit. Cara paling mudah untuk mengenal tanaman ini adalah dengan melihat bunganya, secara sekilas sudah mengesankan sebagai kumis seekor kucing, meski sedikit agak rimbun dan tebal.
Tanaman ini berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia termasuk Indonesia dan ke selatan ke Australia. Kumis Kucing biasa tumbuh dibawah sinar matahari penuh, nauangan atap atau tumbuhan lain yang lebih besar bisa mengurangi kadarekstrak daun. Karena itu untuk digunakan sebagai bahan obat sebaiknya pilih daun yang terkena sinar matahari langsung sepanjang hari.
Helai daun Kumis Kucing berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya. Daunnya berukuran panjang antara 1 hingga 10 Cm dengan lebar antara,75 hingga 1,5 Cm.Sebagai bahan obat, daun yang dipilih biasanya setelah ketiga dari pucuk hingga dau ketujuh. Karena pada urutan tersebut semua zat yang diperlukan telah terbentuk.
Tanaman Kumis Kucing dapat tumbuh dengan baik di lokasi dengan ketinggian antara 500 hingga 1.200 di atas pemukaan laut dalam suhu udara yang sedang sampai panas. Kumis kucing merupakan tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan dengan berbagai nama daerah, seperti : Kidney Tea, Java Tea (Inggris), Giri-giri marah (Sumatera), Kumis Kucing (Sunda), Remujung (Jawa) dan Se-salaseyan, Songkot Koceng (Madura).
Garam kalium dalam daun Kumis Kucing ini memiliki khasiat melarutkan batu ginjal, kandungan sinsetin-nya bersifat sebagai antibakteri. Tanaman ini juga mengandung senyawa orthosiphonin glikosida. Sifat diuretik tanaman ini berguna untuk membantu tubuh membuang kelebihan asam urat lewat urin.
Ramuan Kumis Kucing sebagai obat Asam Urat yang bekerja menurunkan kadar asam urat dalam darah.
10 gram daun Kumis Kucing yang telah dikeringkan atau 20 gram daun yang masih basah (baru dipetik) yang dicuci bersih. Siapkan 10 gram Meniran kering atau 20 gram basah, 10 gram Sawi Tanah kering atau 20 gram basah, 15 gram Jahe Merah kering atau 30 gram basah, dan 10 gram Kapulaga kering.
Memarkan Jahe Merah dan campurkan dengan semua bahan, rebus dalam satu liter air hingga tersisa setengahnya. Minum pagi, siang dan sore hari dengan ukuran tiga per empat gelas (150 ml) atau minum dua kali sehari masing-masing 200 ml.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar